Mantan tukang cuci mobil ini adalah Ajik Krisna, pendiri dan pemilik pusat oleh-oleh terbesar di Bali, Krisna Oleh-Oleh Khas Bali.
Kisah Sukses Mantan Tukang Cuci Mobil yang Dirikan Pusat Oleh-Oleh Terbesar di Bali. (Foto: YouTube/Krisna Oleh-Oleh Bali)
IDXChannel—Kisah sukses mantan tukang cuci mobil dari Bali dapat menjadi motivasi bagi banyak orang. Mantan tukang cuci mobil ini adalah Ajik Krisna, pendiri dan pemilik pusat oleh-oleh terbesar di Bali, Krisna Oleh-Oleh Khas Bali.
Pengusaha bernama asli Gusti Ngurah Anom ini terpaksa berhenti sekolah usai lulus SMP karena kendala ekonomi keluarga. Dia berasal dari keluarga petani dengan perekonomian pas-pasan.
Ajik Krisna akhirnya nekat merantau ke Denpasar, berangkat dengan menumpang truk. Perjalanan itu pun masih harus ditempuhnya dengan perjalanan kaki hingga Sanur. Dia berhenti di depan pos satpam Hotel Rani.
Pada saat itulah Ajik Krisna mulai mencoba peruntungannya. Niat awalnya hanyalah agar dia bisa menumpang di pos satpam itu. Dia mencoba menarik perhatian staf dengan membersihkan pos satpam dan memunguti sampah di sekitarnya.
Tujuannya hanya satu, yaitu menunjukkan bahwa dia bertekad untuk bekerja dan menunjukkan bahwa dia bisa berguna. Upayanya ini akhirnya menarik perhatian pemilik Hotel Rani, yang pada akhirnya mengizinkannya untuk tinggal di pos satpam.
Sementara Ajik Krisna berjanji untuk menjaga keamanan dan kebersihan di sekitar pos satpam. Keesokan harinya, Ajik Krisna menetapi janjinya. Tanpa diperintah, Ajik Krisna mencuci bersih mobil pemilik hotel.
Lalu diteruskan dengan mencuci mobil-mobil para tamu di hotel tersebut. Namun untuk pencucian mobil para tamu itu, Krisna dapat meminta imbalan jasa. Dari jasa cuci itu, Ajik Krisna bisa mengantongi Rp2.500, cukup untuk ongkos makannya sehari-hari pada era 1980-an.
Ajik Krisna menjalani profesi sebagai tukang cuci mobil selama dua tahun. Dia bahkan tidak hanya menawarkan jasa ke tamu Hotel Rani, tapi juga ke hotel-hotel lain di sekitarnya. Dia berhenti mencuci mobil ketika terkena rheumatic akut.
Namun dari profesi ini, Ajik Krisna berhasil mengumpulkan uang hingga Rp150.000 yang kemudian dipakainya untuk membeli motor bebek murah. Motor itu lantas dia gunakan untuk berkeliling mencari pekerjaan.
Selepas menjadi tukang cuci mobil, Ajik Krisna bekerja pada seorang pemilik konfeksi yang sering memberi pekerjaan jahitan kepada pamannya. Dari pekerjaan itu, Ajik Krisna merintis usaha konfeksinya sendiri.
Bisnis konfeksinya berkembang hingga dia sering menerima pesanan-pesanan besar. Kemudian Ajik Krisna yang saat itu sudah menikah, membuka toko kaos dengan nama brand sendiri, yakni Cok Konfeksi.
Dari sinilah, perlahan-lahan bisnis Ajik Krisna berkembang pesat. Berbekal jejaring Ajik Krisna yang kuat, Cok Konfeksi berkembang menjadi salah satu usaha lokal yang besar. Setelah itu, barulah Ajik Krisna mendirikan pusat oleh-oleh.
Gagasan untuk pendirian pusat oleh-oleh itu terpikirkan olehnya dari arus wisatawan Bali yang sangat tinggi. Pada 2007, Ajik Krisna mendirikan Krisna Oleh-Oleh Khas Bali, yang hingga hari ini menjadi tempat favorit wisatawan untuk mencari oleh-olah khas Bali.
Dengan keberhasilan bisnisnya itu, Ajik Krisna sukses memutar roda kehidupannya sendiri. Dari mencuci mobil dengan upah murah, dia menjadi pengusaha dengan omzet yang fantastis.
Itulah kisah sukses mantan tukang cuci mobil yang berhasil mendirikan pusat oleh-oleh terbesar di Bali.
(Nadya Kurnia)