Kisah Kesedihan Nabi Muhammad SAW saat Putranya Meninggal Dunia

2 hours ago 1

Kisah Kesedihan Nabi Muhammad SAW saat Putranya Meninggal Dunia

Kisah Kesedihan Nabi Muhammad SAW saat Putranya Meninggal Dunia (Ilustrasi/Freepik)

JAKARTA - Nabi Muhammad SAW merasakan kesedihan mendalam saat putranya Ibrahim meninggal dunia. Meski menjadi utusan Allah SWT, Nabi Muhammad tetalah manusia yang memiliki perasaan, termasuk sedih. 

Ibrahim adalah satu-satunya putra Nabi Muhammad yang lahir bukan dari Khadijah. Ibrahim dilahirkan Maria Al-Qibthiyyah. Ibrahim lahir di Madinah pada tahun ke-8 Hijriyah. 

Sebagai seorang ayah, Nabi Muhammad SAW  sangat menyayangi Ibrahim. Namun, takdir Allah berkata lain. Saat usianya baru sekitar 18 bulan, Ibrahim wafat. Kepergiannya itu meninggalkan duka tersendiri bagi Rasulullah SAW.

Melansir laman Kemenag, Minggu (5/10/2025), kesedihan Nabi Muhammad ini tergambar dalam sebuah hadits sahih. Saat menyaksikan jasad Ibrahim yang tak lagi bernyawa, air mata Nabi menetes. Melihat hal itu, para sahabat memberanikan diri untuk bertanya kepada Nabi Muhammad, lalu beliau bersabda:

إِنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، وَالقَلْبَ يَحْزَنُ، وَلَا نَقُولُ إِلَّا مَا يُرْضِي رَبَّنَا، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ

Artinya: “Sesungguhnya mata ini meneteskan air mata, hati merasa sedih, namun kami tidak mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Allah. Dan sesungguhnya kami benar-benar berduka atas perpisahan denganmu, wahai Ibrahim.” (HR Bukhari dan Muslim)

Selain hadits sahih di atas, terdapat riwayat lain dengan lafaz lebih panjang. Riwayat ini disebutkan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Al-Mathalibul Aliyyah (Riyadh, Darul Ashimah: 1418 H), juz 1, halaman 363. Riwayat hadits ini berasal dari seorang tabi’in bernama Makhul. Namun, riwayatnya mursal karena ia meriwayatkannya langsung dari Nabi tanpa menyebut sahabat sebagai perantaranya.

Dalam riwayat itu dikisahkan, Nabi Muhammad masuk dengan bersandar kepada Abdurrahman bin Auf. Saat itu beliau mendapati putranya, Ibrahim, sedang menghadapi detik-detik terakhir kehidupannya. Menyaksikan kondisi tersebut, air mata Nabi pun berlinang. Abdurrahman bin Auf yang menyaksikan momen sedih tersebut memberanikan diri bertanya kepada Nabi:

“Wahai Rasulullah, engkau menangis? Jika kaum muslimin melihatmu menangis, tentu mereka pun akan ikut menangis.”

Mendengar ucapan Abdurrahma bin Auf ini membuat air mata Rasulullah menjadi tak terbendung, mengalir perlahan dari kedua matanya, beliau kemudian bersabda:

إِنَّمَا هَذَا رَحْمَةٌ، وَإِنَّ مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ، إِنَّمَا أَنْهَى النَّاسَ عَنِ النِّيَاحَةِ، وَأَنْ يُنْدَبَ الْمَيِّتُ بِمَا لَيْسَ فِيهِ

Artinya: “Ini adalah kasih sayang. Barang siapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi. Aku hanya melarang manusia dari niyahah (meratapi) dan menyebut-nyebut mayit dengan sesuatu yang tidak ada padanya.”

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |