Kenapa Hari Asyura Disebut Istimewa? (Pixabay)
JAKARTA - Kenapa Hari Asyura disebut istimewa? Umat Islam patut mengetahui mengapa hari ini istimewa.
Setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah, kaum muslim memperingati Hari Asyura. Ini merupakan hari yang memiliki kedudukan istimewa.
Datangnya 1 Muharram menandai awal tahun baru Islam. Banyak umat Islam menyambutnya dengan doa akhir tahun dan doa awal tahun yang dilafalkan baik secara individu maupun berjamaah.
Dalam Islam, bulan Muharram termasuk ke dalam arba’atun hurum atau empat bulan suci selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Ini sebagaimana disebutkan dalam Alquran Surat At-Taubah sebagai berikut:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرعِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ...
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram …" (QS. At-Taubah: 36).
1. Hari Asyura
Sebagaimana dilansir dari NU Online, Hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Keistimewaannya tidak hanya karena tercatat dalam kalender Hijriyah, tetapi juga karena mengandung nilai sejarah dan spiritual yang mendalam. Beberapa peristiwa penting dalam kehidupan para nabi diyakini terjadi pada hari ini.
Dalam hadits riwayat Ibnu Abbas, dijelaskan ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau melihat kaum Yahudi berpuasa pada Hari Asyura. Saat ditanya alasannya, mereka menjelaskan hari itu adalah hari yang baik karena Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh-musuhnya. Mendengar itu, Nabi SAW bersabda:
وفيه: ابْن عَبَّاس، قَالَ: قَدِمَ النَّبِىُّ، عليه السَّلام، الْمَدِينَةَ، فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: (مَا هَذَا) ؟ قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِى إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: (فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ، فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ) . وَقَالَ ابْنِ عَبَّاسٍ: مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ، عليه السَّلام، يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلا هَذَا الْيَوْمَ، يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَهَذَا الشَّهْرَ، يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ.
Ibnu Abbas berkata: “Ketika Nabi SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura’. Beliau bertanya: ‘Apa ini?’ Mereka menjawab: ‘Ini adalah hari yang baik. Pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari ini.’ Nabi bersabda: ‘Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian.’ Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa juga.” Ibnu Abbas juga berkata: “Aku tidak pernah melihat Nabi SAW begitu bersemangat berpuasa pada suatu hari yang beliau lebihkan atas hari-hari lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari Asyura’, dan pada bulan ini, yaitu bulan Ramadan.” (Lihat: Syarh Shahih al-Bukhari li Ibn Bathal, Juz 4, hlm. 140)
Hadis ini menunjukkan, Rasulullah SAW sangat menganjurkan umat Muslim untuk berpuasa pada Hari Asyura.