Kebut Swasembada Gula, PTPN Bakal Aktifkan Lagi Pabrik-Pabrik Berstatus Dorman

2 days ago 10

strategi pengaktifan kembali ini bakal dilakukan melalui salah satu anak usaha PTPN yang membawahi komoditas gula, yaitu PT Sinergi Gula Nusatara (SGN).

 MNC Media)

Kebut Swasembada Gula, PTPN Bakal Aktifkan Lagi Pabrik-Pabrik Berstatus Dorman (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) berencana akan mengaktifkan kembali sejumlah pabrik gula (PG) yang selama ini sudah tidak beroperasi, atau biasa disebut dengan istilah 'dorman'.

Langkah pengaktifan kembali tersebut sengaja dilakukan guna mendukung upaya Perseroan dalam meningkatkan produksi gula nasional, demi mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

Nantinya, strategi pengaktifan kembali ini bakal dilakukan melalui salah satu anak usaha PTPN yang membawahi komoditas gula, yaitu PT Sinergi Gula Nusatara (SGN).

"Hal ini sejalan dengan strategi pemerintah dalam mewujudkan target swasembada gula konsumsi," ujar Direktur Utama PTPN, Mohammad Abdul Ghani, dalam keterangan resminya, pekan lalu.

Menurut Ghani, pabrik gula pertama yang bakal diaktifkan kembali pada musim giling 2025 ini yaitu PG Bone, yang terletak Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Saat ini, berbagai persiapan telah dilakukan, mulai dari penataan sumber daya manusia sesuai kebutuhan operasional, kesiapan fasilitas pabrik (off farm), hingga koordinasi dengan PG Camming terkait distribusi bahan baku tebu yang akan digiling di PG Bone.

"Untuk 2026, PG lain juga direncanakan akan diaktifkan kembali, yaitu PG Sei Semayang. Pelaksanaannya akan terus dimonitor dan dievaluasi," ujar Ghani.

Sebagai Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang perkebunan, PTPN memang sengaja mendirikan PT SGN sebagai entitas khusus yang bertugas mengelola industri gula di Indonesia.

Lingkup kinerja PT SGN nantinya bakal lebih banyak bertugas menangani proses reaktivasi pabrik, daftar pabrik gula yang akan di-reaktivasi, hingga kapasitas olah tebu.

Ghani menjelaskan, strategi reaktivasi PG tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi, namun juga memberikan dampak ekonomi yang lebih luas, seperti menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, meningkatkan kesejahteraan petani tebu, serta mendukung perkembangan sektor agribisnis lokal.

"PG-PG yang diaktifkan kembali nantinya akan dilengkapi dengan modernisasi teknologi agar lebih efisien dan produktif. Kami juga akan mengoptimalkan rantai pasok dari hulu ke hilir guna meningkatkan daya saing industri gula nasional," ujar Ghani.

Ghani menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh dalam memastikan keberlanjutan produksi gula dengan manajemen yang lebih profesional serta meningkatkan efisiensi operasional guna mendukung stabilitas harga gula di pasar domestik.

Sejauh ini, pihak PTPN dan juga PT SGN disebut Ghani telah menyusun roadmap reaktivasi pabrik gula secara bertahap, yang akan melibatkan investasi serta kerja sama dengan berbagai pihak terkait guna memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program ini.

Sementara, Direktur Utama PT SGN, Mahmudi, menyatakan bahwa pengaktifan PG-PG Dorman ini merupakan wujud konkret dari upaya PT SGN dan PTPN Group dalam mewujudkan nawacita pemerintahan melalui swasembada gula nasional.

"Selain PG Bone dan PG Sei Semayang, selanjutnya kami juga rencanakan (pengaktifan kembali) PG Tasikmadu di 2027, lalu PG Pangka di 2028," ujar Mahmudi.

Selain mengaktifkan kembali PG-PG berstatus Dorman, menurut Mahmudi, pihaknya juga berfokus pada program intensifikasi dan perluasan lahan tebu, di antaranya, melalui program penguatan tebu rakyat, dengan telah disiapkannnya 2.150 satgas pendamping.

Selain itu, PT SGN juga memiliki program perbaikan ratoon tebu rakyat dengan tujuan peningkatan produktivitas tanaman tebu petani serta penyediaan benih unggul untuk mendukung program program ratoon.

Lalu juga program penataan organisasi petani untuk memudahkan kemudahan koordinasi, akses pendanaan dan penguatan kemitraan dengan pabrik gula, peningkatan rendemen melalui penataan varietas dengan varietas unggul, yaitu benih masak awal, tengah dan akhir, dengan proporsi masing-masing sebesar 30 persen, 40 persen dan 30 persen.

"Berikutnya, kami juga punya (program) digitalisasi Ekosistem Tebu Rakyat dengan meluncurkan aplikasi ETERA berbasis android sebagai solusi untuk meningkatkan jumlah petani, produktivitas tebu, efektivitas dan efisiensi bagi para stakeholder dalam proses operasional," ujar Mahmudi.

Sejauh ini, PT SGN juga telah menggandeng kementerian terkait untuk membuka akses pendanaan bagi petani tebu yang sebelumnya terkendala plafon. Hasilnya, para petani tebu kini dapat mengakses fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus untuk kluster petani tebu, yang tidak lagi dibatasi plafon.

"Hal ini tentu sangat membantu sekali bagi pemenuhan kebutuhan modal kerja petani tebu," ujar Mahmudi.

(taufan sukma)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |