Jadi Angin Segar Pemangkasan BI Rate, Pantau Prediksi Saham Sektor Properti

9 hours ago 2

Keputusan pemangkasan suku bunga memberikan sentimen positif pada sektor properti.

MNC Media)

Jadi Angin Segar Pemangkasan BI Rate, Pantau Prediksi Saham Sektor Properti (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah resmi memperpanjang kebijakan pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor properti pada 2025.

Kabar ini membawa angin segar bagi sejumlah saham-saham properti di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sentimen positif ini bertambah setelah Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen

Riset RHB Sekuritas Indonesia bertajuk Real Estate: Still Got The Positive Vibes menilai saat ini sektor properti  diperdagangkan dengan diskon sekitar 70 persen terhadap nilai aset bersih (net asset value). Rating yang disematkan adalah ‘Overweight’.

Meskipun pergerakan suku bunga hipotek secara historis tidak terlalu berhubungan erat dengan BI Rate, keputusan pemangkasan suku bunga memberikan sentimen positif terhadap sektor ini.

“Kami belum melihat dampak yang signifikan terhadap fundamental masing-masing perusahaan, sementara secara historis, pergerakan suku bunga KPR tidak terlalu terkait dengan pergerakan suku bunga BI,” tulis RHB Sekuritas dalam riset yang diterbitkan pada Kamis (16/1).

Anggota Bursa (AB) ini memperkirakan pengembang tetap diuntungkan selama mereka dapat mempercepat penyerahan unit, Meskipun beberapa pengembang saat ini dinilai mengalami keterbatasan stok, terutama pada segmen properti high-rise yang kurang diminati.

Sementara itu, Analis RHB mengestimasi sekitar 25 persen dari total pra-penjualan (presales) sejumlah emiten properti big cap pada 2024 diperkirakan berasal dari pembelian melalui insentif PPN DTP tersebut. 

Beberapa emiten tersebut meliputi lima pengembang properti terbesar seperti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Kelima emiten ini diyakini dapat menghasilkan prapenjualan senilai Rp29,2 triliun pada 2024, naik 7 persen secara tahunan (year-on-year).

Dua saham unggulan yang menjadi sorotan adalah PWON dan BSDE. “Kami lebih menyukai PWON untuk recurring play dan BSDE karena valuasi serta permintaan di segmen high-end,” tulis RHB.

PWON dinilai memiliki keunggulan pada segmen pendapatan berulang (recurring income), terutama dari pusat perbelanjaan dan hotel. 

Dengan operasional penuh Pakuwon Mall Bekasi mulai kuartal pertama 2025, perusahaan ini diperkirakan akan mencatat pendapatan sewa dan jasa hingga Rp160 miliar pada 2025. 

Pendapatan berulang (recurring income) PWON pada 2025 diproyeksikan mencapai Rp5,4 triliun, meningkat 4,6 persen dibanding tahun sebelumnya, didorong oleh peningkatan pendapatan per kamar tersedia (RevPar) dari segmen hotelnya.

Sementara itu, BSDE dinilai memiliki valuasi menarik dengan target harga (TP) Rp1.350 per saham, mencerminkan estimasi rasio price-to-earnings (P/E) sebesar 6,6x, dan rasio price-to-book value (P/B) 0,4x untuk 2025. 

Tak hanya itu, RHB juga mengestimasi target harga saham untuk emiten properti lain.

CTRA memiliki target harga Rp1.330, dengan estimasi P/E sebesar 8,0x, dan P/B 0,8x. Target SMRA adalah Rp750 dengan P/E 6,4x, dan P/B 0,5x.

(kunthi fahmar sandy)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |