Jakarta -
Sejumlah maskapai internasional membatalkan penerbangan ke Israel serta menghindari wilayah udara Timur Tengah. Hal ini menyusul memanasnya tensi antara Israel dan Iran yang terjadi dalam beberapa hari ini.
Tindakan Israel yang mengirim rudal ke Iran dibalas Teheran dengan meluncurkan drone ke wilayah Israel. Serangan Israel diklaim untuk menghancurkan fasilitas nuklir milik Iran.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (14/6/2025), maskapai Amerika Serikat (AS) Delta Air Lines menangguhkan layanan penerbangannya ke Tel Aviv, Israel pada Jumat sore hingga September. Keputusan ini diambil hanya beberapa minggu setelah Delta kembali membuka rute tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Delta Air memulai kembali penerbangannya di rute tersebut pada 20 Mei 2025. Bahkan minggu lalu Delta Air sempat menyatakan rencana menambah frekuensi penerbangan dari New York menjadi dua kali sehari tanpa transit untuk memenuhi tingginya permintaan selama musim dingin.
Maskapai Negeri Paman Sam Lainnya, United Airlines juga menangguhkan penerbangannya ke Tel Aviv hingga 31 Juli. Manajemen menyebut akan melakukan evaluasi sebelum kembali beroperasi, dan menjadikan keselamatan pelanggan dan kru sebagai prioritas utama.
Kedua maskapai tersebut diketahui mengalihkan penerbangan tujuan Tel Aviv dan memutarnya kembali di atas Samudra Atlantik menuju New York, setelah terjadinya serangan udara Israel. Salah satu juru bicara United mengatakan sebanyak 26 anggota kru yang menjalani masa singgah di Israel telah dipulangkan ke AS menggunakan maskapai nasional Israel, EL AL. Namun, EL AL kini juga telah menangguhkan semua layanannya.
"Sehubungan dengan perkembangan situasi keamanan terbaru, dan berdasarkan instruksi dari otoritas keamanan dan penerbangan negara terkait penutupan wilayah udara Israel, seluruh penerbangan EL AL dan Sundor untuk sementara dihentikan," kata EL AL di situsnya.
Maskapai itu juga menyatakan tidak akan menerima pemesanan hingga akhir Juni dan mengimbau penumpang untuk tidak datang ke Bandara Ben Gurion, Tel Aviv. Sementara itu penerbangan yang sedang dalam perjalanan menuju Israel dialihkan di bandara-bandara lainnya.
"Bagi pelanggan yang saat ini berada di luar negeri, kami menyarankan untuk mengatur akomodasi hingga ada perubahan kebijakan keamanan," lanjut El AL
Turkish Airlines dan maskapai berbiaya rendah asal Eropa, Wizz Air juga menangguhkan penerbangan ke Israel. Sementara Lufthansa dari Jerman menyatakan penangguhan layanan ke Tel Aviv dan Teheran hingga 31 Juli, serta penerbangan ke Yordania dan Lebanon hingga 20 Juni.
Emirates, maskapai asal Dubai, juga membatalkan penerbangan ke Irak, Yordania, Lebanon, dan Iran. Maskapai-maskapai tersebut menawarkan voucher perjalanan dan membebaskan biaya perubahan jadwal kepada penumpang yang terdampak.
Meningkatnya konflik militer di Timur Tengah dan Ukraina telah memaksa maskapai-maskapai dunia untuk berulang kali mengubah jalur penerbangan menjadi lebih panjang dan mahal demi menghindari zona konflik.
(ily/ara)