Industri Otomotif dan Robot Terancam Gegara China Batasi Ekspor Tanah Jarang

1 day ago 12

Jakarta -

Pembatasan ekspor tanah jarang oleh China menghantam industri otomotif dan robotika dalam beberapa pekan terakhir. Analis bahkan memprediksi industri pertahanan negara Barat juga terdampak oleh keputusan China itu.

Pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) dan China sendiri sudah melakukan negosiasi di London, Inggris sejak hari Selasa. Negosiasi itu meredam ketegangan mengangkut mineral tanah jarang maupun untuk sektor teknologi.

Dikutip dari CNBC, Rabu (11/6/2025), AS mengisyaratkan akan melonggarkan pembatasan ekspor chip jika China melonggarkan pembatasan ekspor tanah jarang. Kedua negara saling tuding telah melanggar kesepakatan perdagangan yang sebelumnya dicapai di Jenewa bulan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Perdagangan China pada awal April membatasi ekspor beberapa elemen tanah jarang dan magnet yang banyak digunakan di sektor otomotif dan pertahanan. Pembatasan itu merupakan respons terhadap kenaikan tarif Presiden AS Donald Trump pada produk ekspor dari China.

"Jadi, harapan kami adalah ... segera setelah jabat tangan, kontrol ekspor dari AS akan dilonggarkan, dan logam tanah jarang akan dilepaskan dalam jumlah besar, dan kemudian kita dapat kembali menegosiasikan masalah-masalah yang lebih kecil," ujar Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett.

China merupakan bagian penting dalam rantai pasok mineral gelobal, dengan produksi sekitar 60% dari pasokan tanah jarang dunia. William Bain, kepala kebijakan perdagangan di Kamar Dagang Inggris menyebut ada kemajuan dalam negosiasi perdagangan AS-China.

"Kami telah melihat beberapa pelonggaran selama akhir pekan dengan lisensi yang diberikan di sektor robotika dan kendaraan listrik, ambil contoh misalnya mineral penting seperti samarium, dalam magnet, itu sangat penting untuk konstruksi jet tempur F-35 di AS," kata Bain.

"Mereka tidak dapat membuatnya tanpa itu. Dan tidak memiliki akses ke sana (tanah jarang) sangat memengaruhi konstruksi AS di sektor tersebut dan mungkin juga keamanan nasionalnya," tutupnya.

(ily/rrd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |