Indonesia Bangun PLTN, Ini Hal 5 yang Perlu Dipersiapkan

22 hours ago 2

Indonesia Bangun PLTN, Ini Hal 5 yang Perlu Dipersiapkan

Indonesia Bangun PLTN (Foto: Reuters)

JAKARTA - Pemerintah berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Bahkan sudah ada proposal oleh tiga proporsal yang diajukan tiga negara, yakni Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China. Proposal tersebut masih dalam tahap kajian pemerintah

"Indonesia sedang membangun energinya dalam sektor energi baru dan terbarukan (EBT) dan nuklir merupakan salah satu pilihan yang termasuk dalam EBT," kata Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

1. Persiapan Merealisasikan Pembangunan PLTN

Merespon itu, menurut Bambang Indonesia harus mengambil langkah-langkah untuk merealisasikan PLTN. Pertama, harus mempersiapkan kelembagaan seperti Instrumen Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO) atau Organisasi Pelaksana Program Energi Nuklir. NEPIO juga perlu mitra yang mampu memberikan pertimbangan dan masukan dalam pemilihan teknologi nuklir, dalam practice di dunia nuklir peran itu dinamakan Technical Support Organization (TSO).

"Sebagai info, Kementerian ESDM sebenarnya sudah merancang draf dari NEPIO ini," katanya.

Kedua, pemerintah juga harus mensosialisasikan dengan baik program itu  sehingga masyarakat teredukasi dan percaya keamanan nuklir ini. "Meyakinkan keamanan nuklir saat ini , sama seperti ketika kita meyakinkan keamanan naik pesawat 50 tahun yang lalu. Seiring berjalan waktu dengan pengembangan tehnologi dan standar keamanan, masyarakat bisa merasa aman tehadap nuklir seperti ketika naik pesawat saat ini, ujarnya.

2. RI Punya Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)

Kemudian kata Bambang, Indonesia sudah relatif maju dalam regulasi dengan adanya UU kenukliran sejak tahun 1997 tentang ketenaganukliran. Dalam UU itu disebutkan bahwa Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sebagai lembaga yang menjalankan dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) sebagai pengawas.

"Problemnya sekarang, ketika Batan dilebur ke BRIN, fungsi itu gagal dijalankan oleh BRIN ketika itu dulu masih di Batan,"  katanya.

Sementara, soal keahlian, Indonesia pada dasarnya siap, kemampuan perekayasa Indonesia untuk membangun dan mengelola reaktor nuklir tidak diragukan, meski harus terus mengembangkan SDM di bidang kenukliran.

"Namun yang utama adalah kita butuh kepercayaan publik dan ini terkait dengan kemampuan kita mensosialisasikan nuklir itu sendiri hingga bagaimana mitigasi potensi problem nuklir yang selama ini jadi isu utama keraguan publik," ujarnya.

3. Lokasi PLTN hingga Investasi

Bambang menjelaskan, Kementerian ESDM sudah melakukan survei beberapa tapak seperti di Bangka Belitung yang merupakan peninggalan dari yang sebelumnya dikerjakan Batan. Perlu juga dipertimbangkan aspek PLTN dalam sistem kelistrikan.

"Biaya investasi yang mahal dan karakternya yang base-load (dapat mengahasilkan listrik secara terus menerus tanpa bergantung cuaca) secara keekonomian akan lebih fisible pada demand yang tinggi," ujarnya.

Berdasarkan aspek keamanan, Bambang menekankan, PLTN generasi ketiga sudah lebih mengedepankan safety. "Begitu juga PLTN generasi keempat, mempunyai teknologi lebih canggih lagi," ujarnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Berita Terkait

Telusuri berita finance lainnya

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |