IDAI: Anak Korban Bencana Sumatera Alami ISPA, Diare, Hingga Pneumonia

4 hours ago 5

Pengungsi korban banjir bandang berada di tenda darurat di Nagari Salareh Aia Timur, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Ahad (30/11/2025). Beberapa korban banjir bandang di daerah itu memilih bertahan di tenda darurat karena khawatir munculnya banjir susulan dan sekaligus untuk memudahkan akses penerimaan bantuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh menyebabkan gangguan kesehatan pada anak-anak. Menurut laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit yang paling banyak dialami anak-anak di pengungsian antara lain infeksi saluran napas atas (ISPA), diare, luka, hingga pneumonia.

Wakil Ketua IDAI Cabang Sumatera Utara, dr Eka Airlangga, melaporkan bahwa hingga 30 November pihaknya telah menjangkau sejumlah daerah terdampak, termasuk Binjai dan Langkat. Di dua kawasan tersebut, IDAl mencatat 92 kasus ISPA, 23 kasus diare, 42 kasus infeksi kulit tinea, dan 4 kasus dermatitis bakteri pada anak. Kemudian di Medan terdapat 43 kasus ISPA, enam diare, dan empat kasus tinea pada anak.

"Secara umum penyakit ISPA serta penyakit berbasis sanitasi seperti diare, kemudian luka pada kulit, mendominasi kasus di lokasi pengungsian di Sumatera Utara. Hingga saat ini kami telah melakukan penanganan, termasuk pengelolaan penyediaan air bersih di lokasi pengungsian," ujar dr Eka dalam diskusi media yang digelar secara daring, dipantau di Jakarta, Senin (1/12/2025).

Ketua IDAI Cabang Sumatera Barat, dr Asrawati, menyampaikan bahwa pihaknya baru dapat mengidentifikasi kondisi di Kota Padang dari dua lokasi yang telah dikunjungi. Hasilnya, ditemukan 80 kasus ISPA pada anak, empat kasus diare, enam kasus penyakit kulit, serta empat kasus morbili atau campak.

"Untuk wilayah lain datanya belum bisa kami sampaikan karena akses ke lokasi masih terbatas. Kami berharap segera dapat menjangkau daerah-daerah tersebut," kata dia.

Ketua IDAI Cabang Aceh, Dr dr Raihan, menyampaikan bahwa akses yang dapat dijangkau saat ini baru hingga Pidie Jaya. Pihaknya masih dalam proses pengumpulan data, mengingat beberapa tenaga kesehatan di daerah tersebut juga turut terdampak dan harus mengungsi.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |