Harga Minyak Dunia Turun Tiga Persen selama Sepekan

1 day ago 5

Harga minyak dunia mencatat kerugian mingguan pertama dalam lima pekan terakhir.

 Freepik)

Harga Minyak Dunia Turun Tiga Persen selama Sepekan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak dunia mencatat kerugian mingguan pertama dalam lima pekan terakhir.

Harga minyak terkoreksi setelah reli awal tahun yang didorong oleh sanksi Rusia, peningkatan permintaan musim dingin, dan penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS) selama dua bulan berturut-turut.

Kontrak berjangka (futures) minyak Brent mencatat penurunan 2,85 persen sepanjang pekan ini, turun ke level USD78,43 per barel. Sementara itu, WTI melemah lebih dalam, merosot 3,31 persen ke posisi USD74,58 per barel pada periode yang sama.

Pekan ini menjadi kali pertama harga futures minyak melemah setelah mengalami kenaikan selama empat pekan berturut-turut sebelumnya.

Mengutip MT Newswires, sentimen pasar terguncang setelah Donald Trump meminta Arab Saudi menurunkan harga minyak dan terus mengancam penerapan tarif tinggi pada impor dari Kanada.

Sepanjang pekan ini, pasar minyak mengalami gejolak saat pelaku pasar menimbang potensi perang dagang global.

Trump berencana memberlakukan tarif tinggi pada impor dari sekutu AS, mendesak OPEC dan produsen AS untuk meningkatkan produksi guna menekan harga, serta menyatakan bahwa AS tidak lagi membutuhkan minyak atau komoditas lain dari Kanada, yang menyuplai 20 persen konsumsi minyak AS.

"Harga minyak mentah mencatat penurunan mingguan pertama dalam lima pekan terakhir setelah aksi ambil untung oleh dana investasi di tengah risiko perang dagang global yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan,” kata Saxo Bank dalam laporannya.

Selain itu, Donald Trump juga meminta produsen AS meningkatkan produksi dan mendesak OPEC menurunkan harga minyak."

Namun, faktor fundamental masih memberikan dukungan terhadap harga. Sanksi ketat terhadap Rusia telah memangkas ekspor negara tersebut, sementara permintaan minyak meningkat akibat cuaca dingin.

Selain itu, laporan Badan Informasi Energi (EIA) minggu ini menunjukkan persediaan minyak komersial AS berada di level terendah sejak Maret 2022.

"Minyak mentah masih kekurangan arah yang jelas, karena Presiden Trump terus memunculkan ancaman perang dagang yang dapat mendorong harga minyak naik. Namun, di sisi lain, ia juga meminta OPEC meningkatkan produksi," ujar analis StoneX, Alex Hodes.

Hodes menambahkan bahwa hingga saat ini, kebijakan Trump sebagian besar berjalan sesuai perkiraan, meskipun efektivitas rencananya untuk meningkatkan produksi minyak AS diragukan.

Produksi domestik telah mencapai rekor tertinggi, sementara produsen cenderung lebih fokus mengembalikan keuntungan kepada pemegang saham.

Di sisi pasokan, data EIA menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 1 juta barel pekan lalu, mencatat penurunan kesembilan berturut-turut dan kini berada di bawah rata-rata musiman lima tahun. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |