Jakarta -
Harga emas diprediksi bakal terus meroket di tengah panasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah usai Israel dan Iran saling serang. Harga emas diprediksi bisa menyentuh harga Rp 2 jutaan per gram dalam waktu dekat.
Di tengah kondisi begini, bagaimana siasat untuk melakukan investasi emas, apakah sudah saatnya melakukan pembelian emas?
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menyatakan idealnya investasi emas dilakukan saat harga sedang murah-murahnya. Namun, di situasi seperti akan sangat sulit menunggu harga emas bisa terkoreksi mendalam sehingga murah untuk dibeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kan harga lagi naik nih, strategi yang lebih baik sih membeli saat harga terkoreksi. Tapi dengan konflik terus ada dan tren harga terus naik, peluang koreksi saat ini kecil," beber Ariston kepada detikcom, Minggu (15/6/2025).
Nah strateginya apabila ada yang ingin mulai investasi emas menyiasati kenaikan harga yang terjadi, bisa dilakukan dengan melakukan pembelian sedikit demi sedikit secara berkala.
"Cara menyiasati dengan membeli sedikit demi sedikit secara berkala. Bisa sebulan sekali dan seterusnya. Mirip konsep menabung atau dollar averaging," jelas Ariston.
Nah bagi yang sudah membeli emas, bisa menahan dulu untuk tidak menjualnya sebab tren kenaikan harga nampaknya masih terjadi. Apalagi selama eskalasi di Timur Tengah masih terjadi.
"Kalau yang sudah punya emas bisa ditahan dulu karena tren masih naik," sebut Ariston.
Sementara itu, Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan di tengah kondisi ketidakpastian yang masih panjang ini, bagi yang sudah punya emas lebih baik menahannya dan justru menambah kuantitas bila harganya terkoreksi sewaktu-waktu.
"Terserah pada masing-masing, namun saya sendiri masih akan menahan posisi, dan menambahkannya apabila ada koreksi," sebut Lukman.
Nah yang belum memiliki emas, juga tidak masalah apabila membelinya sekarang. Namun, dia menekankan investasi emas bukan untuk cari untung jangka pendek, namun menjaga nilai untuk jangka panjang.
"Yang belum pun boleh beli, namun mesti menahan untuk jangka panjang," lanjut Lukman.
(kil/kil)