Gibah Bisa Datangkan Dosa Besar, Ini 3 Cara Mencegahnya (Ilustrasi/Freepik)
JAKARTA - Dalam ajaran Islam, gibah merupakan perbuatan tercela. Gibah termasuk perbuatan yang dapat mendatangkan dosa besar.
1. Gibah
Secara bahasa, gibah merupakan membicarakan keburukan (keaiban) orang lain atau bergunjing. Gibah dapat membuat orang yang dibicarakan tersakiti.
Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan persoalan ini melalui hadits shahih riwayat Imam Muslim dari jalur Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى ٱللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟ قَالُوا: ٱللّٰهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak ia sukai.” Ada yang bertanya, “Bagaimana jika apa yang aku katakan benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Jika benar ada padanya, berarti engkau telah mengghibahinya. Namun jika tidak ada, maka engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim)
Dalam Alquran surat Al-Hujurat ayat 12 juga disebutkan mengenai gibah. Umat Islam dilarang gibah karena dapat mendatangkan dosa besar.
وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ
Artinya: “Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik.”
Para ulama menaruh perhatian pada gibah, salah satunya Imam Ghazali. Imam Ghazali menjelaskan tiga cara ampuh mengobati penyakit ghibah di dalam kitab Al-Arba’in fi Ushulid Din fil ‘Aqaid wa Asraril ‘Ibadat wal ‘Akhlaq (Damaskus: Darul Qalam, tt.) halaman 124: