Digitalisasi Pasar Tradisional dengan Transaksi Nontunai, Penggunaan QRIS Naik 47%

4 weeks ago 14

Digitalisasi Pasar Tradisional dengan Transaksi Nontunai, Penggunaan QRIS Naik 47%

Digitalisasi Pasar Tradisional dengan Transaksi Nontunai, Penggunaan QRIS Naik 47% (Foto: Okezone)

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI) mendorong pasar tradisional beralih ke sistem pembayaran digital demi menciptakan transaksi yang lebih cepat, aman.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menilai dengan digitalisasi transaksi di pasar tradisional meminimalisir aksi kejahatan salah satunya copet.  Dia mengungkap bahwa penggunaan QRIS sebagai upaya digitalisasi di 20 pasar meningkat mencapai 47 persen dalam sebulan.

"Dengan digitalisasi, copet berkurang, premanisme menyusut, dan pasar Tanah Abang sebagai sentra pasar ASEAN bisa kembali hidup. Karena itu saya mengapresiasi perbankan, BI, OJK, serta Pasar Jaya yang sudah berkolaborasi. Hasilnya luar biasa, penggunaan QRIS di 20 pasar meningkat hampir 47%, NPWP pedagang juga naik signifikan, dan transaksi e-commerce melonjak lebih dari 40%," ucap Pramono di Jakarta, Kamis 21 Agustus 2025.

Menurutnya, Jakarta memberikan kontribusi 16,61% terhadap GDP nasional dengan pertumbuhan 5,18%, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12%. Artinya Jakarta tumbuh lebih baik. Salah satu faktor pendorongnya adalah digitalisasi.

“Karena saya berpikirnya sederhana begini, digitalisasi tidak bisa dihindarkan. Tetapi, kalau proses literasinya tidak dilombakan, para perbankannya tidak diadu, pasarnya tidak diamati, pasti tidak akan terjadi lompatan, lonjakan. Maka ketika pada pembukaan Lomba Digitalisasi Pasar, saya tidak membayangkan bahwa kenaikannya bisa sangat signifikan. Pemakaian QRIS, termasuk transaksinya, ini menunjukkan apa yang kita lakukan bersama ini, menunjukkan kemajuan yang luar biasa," katanya.

Sementara, Bank Jakarta menyambut baik upaya Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung perihal digitalisasi transaksi di pasar tradisional. Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H Widodo mengatakan bahwa itu bentuk bagian transformasi ekosistem keuangan di Ibukota yang menuju kota global dan berbudaya.

“Kami memandang digitalisasi pasar tradisional sebagai bagian dari transformasi ekosistem keuangan Jakarta. Upaya ini tidak hanya menghadirkan kemudahan transaksi melalui QRIS dan EDC, tetapi juga membuka akses yang lebih luas bagi para pelaku UMKM untuk masuk dalam sistem keuangan formal," kata Agus

"Bank Jakarta berkomitmen menjadikan digitalisasi sebagai fondasi pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,” tambahnya.

Kepala Pasar Mayestik Dewi Ratna Furi mengatakan, hal ini merupakan upaya literasi keuangan yang dilakukan oleh industri perbankan, terutama Bank Jakarta yang ditunjuk sebagai mitra utama pasar mayestik dalam melakukan digitalisasi.

“Kolaborasi antara pasar mayestik dan Bank Jakarta dalam ajang lomba digitalisasi pasar merupakan langkah yang sangat positif dan strategis. Ini bukan sekadar tren, tapi sebuah kebutuhan untuk memastikan pasar tradisional tetap relevan dan berdaya saing di tengah era ekonomi digital,” ucap Dewi.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Berita Terkait

Telusuri berita finance lainnya

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |