Diam-diam Harga Kelapa Parut Meroket Jadi Rp 25.000

4 days ago 7

Jakarta -

Harga kelapa parut di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Bahkan saat ini harga bahan baku santan ini sudah naik sampai dua kali lipat.

Salah seorang penjual kelapa parut di Pasar Rawa Bebek, Usin, mengatakan harga satu butir kelapa bisa mencapai Rp 25.000, tergantung ukuran. Padahal saat kondisi normal, kelapa parut dijual dengan harga Rp 10.000-15.000 per butir. Artinya untuk kelapa ukuran kecil, harga mengalami kenaikan dua kali lipat.

"Sekarang Rp 20.000-25.000, tergantung ukurannya, kalau yang kecil ya Rp 20.000, kalau yang gede Rp 25.000. Kalau lagi normal yang gede paling Rp 15.000, yang kecil Rp 10.000," kata Usin saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (11/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan kenaikan harga kelapa parut ini sebetulnya sudah terjadi sejak awal tahun 2025. Namun saat itu harga bahan baku santan ini belum naik setinggi sekarang. Barulah saat mendekati bulan puasa sampai menjelang Lebaran, harga kelapa parut naik tinggi dan bertahan sampai sekarang.

"Harga mulai naik setelah tahun baru lah. Kan beda-beda ya bandarnya (pemasok kelapa parut), kalau saya sih ambil mulai naik jadi Rp 12.000 dari sananya, terus naik lagi, naik lagi tipis-tipis," terangnya.

Sementara itu, pedagang kelapa parut lain di kawasan Pasar Klender SS bernama Deden mengatakan saat ini harga bahan baku santan itu memang sudah berada di kisaran Rp 20.000-25.000. Menurutnya kenaikan harga sampai setinggi ini mulai terasa sebelum bulan puasa dan masih bertahan hingga saat ini.

"Bukan naik, belum turun. Dari sebelum puasa juga sudah naik segitu. Biasanya ya Rp 12.000. Kalau yang kecil ya kita kasih Rp 10.000," kata Deden.

Hal serupa juga disampaikan oleh pedagang kelapa parut di Pasar Klender SS bernama Johari. Menurutnya harga bahan baku santan ini semuanya kurang lebih sama di sekitar Jabodetabek. Sebab mayoritas kelaparan parut ini diambil dari area yang sama yakni Pulau Sumatra.

"Kayanya emang semua harganya lagi segitu sih, nggak di Jakarta doang. Kan ambilnya sama dari Lampung, Lembang, Bengkulu, Jambi pemasok ke sekitaran Jakarta tuh kelapa," paparnya.

"Malah kalau yang ke daerah atau desa-desa gitu bisa lebih mahal, soalnya kan ambil dari kota dikirim lagi ke sana. Kaya misalnya kaya dari Bekasi dikirim lagi ke Cikarang, kan nambah ongkos," jelas Johari lagi.

(igo/fdl)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |