Data BPS Ungkap Harga Beras Masih Naik selama Agustus 2025

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras dari berbagai kualitas secara nasional masih mengalami kenaikan pada Agustus 2025. BPS memantau transaksi penjualan beras di penggilingan di 33 provinsi selama Agustus 2025 untuk beras kualitas premium sebesar 38,48 persen, kualitas medium sebesar 51,01 persen, kualitas submedium sebesar 9,12 persen, dan kualitas pecah sebesar 1,39 persen. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Agustus 2025 sebesar Rp 13.838 per kg atau naik sebesar 2,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 13.458 per kg atau naik sebesar 1,46 persen, beras kualitas submedium sebesar Rp 13.319 per kg atau naik sebesar 1,14 persen, dan rata-rata harga beras pecah di penggilingan sebesar Rp 13.740 per kg atau naik sebesar 5,89 persen," ujar Pudji saat rilis BPS di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Dibandingkan dengan Agustus 2024, lanjut Pudji, rata-rata harga beras di penggilingan pada Agustus 2025 untuk kualitas premium, medium, submedium dan pecah masing-masing naik sebesar 5,77 persen; 6,58 persen; 7,11 persen; dan 15,03 persen.

Pudji menyampaikan survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan pada 870 perusahaan penggilingan di 33 provinsi. Pudji mengatakan harga beras di penggilingan tertinggi sebesar Rp 17 ribu per kg di Provinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Gorontalo untuk beras kualitas premium.

"Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Gorontalo menjadi provinsi dengan harga beras penggilingan tertinggi untuk beras kualitas medium sebesar Rp 16.500 per kg," ucap Pudji.

Pudji menyampaikan harga beras terendah sebesar Rp 11 ribu per kg di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk beras kualitas premium dan di Provinsi Sumatera Selatan untuk beras kualitas medium. Selama periode Agustus 2024–Agustus 2025, lanjut Pudji, rata-rata harga tertinggi untuk kualitas premium, medium, submedium dan pecah terjadi pada Agustus 2025, yaitu masing-masing sebesar Rp 13.838 per kg, Rp 13.458 per kg, Rp 13.319 per kg dan Rp 13.740 per kg.

"Sementara itu, rata-rata harga terendah untuk beras premium, medium dan submedium terjadi pada November 2024 sebesar Rp 12.846 per kg, Rp 12.395 per kg, dan Rp 12.170 per kg. Sedangkan rata-rata harga terendah untuk beras kualitas pecah terjadi pada Agustus 2024, yaitu sebesar Rp 11.944 per kg," sambung Pudji.

Pudji juga menyampaikan Indonesia mencatatkan deflasi pada Agustus 2025. Kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi terbesar ialah makanan dan minuman, utamanya pada komoditas tomat.

“Pada Agustus 2025 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 108,60 pada Juli 2025 menjadi 108,51 pada Agustus 2025,” ucap Pudji.

Sementara, secara year on year (yoy), BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 2,31 persen atau secara tahun kalender/year to date (ytd) terjadi inflasi sebesar 1,60 persen.

Pudji menerangkan, jika dilihat dari kelompok pengeluaran, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi 0,29 persen dan memberikan andil deflasi 0,08 persen.

“Komoditas dominan mendorong deflasi pada kelompok ini adalah tomat yang memberi andil deflasi 0,01 persen,” kata dia.

Komoditas lain yang juga memberikan andil deflasi pada kelompok tersebut yakni cabai rawit dengan andil deflasi 0,07 persen. Kemudian, tarif angkutan udara memberikan andil deflasi pada Agustus 2025 sebesar 0,03 persen. serta bensin dengan andil deflasi 0,02 persen.

“Terdapat juga komoditas yang masih memberikan andil infasi pada Agustus diantaranya bawang merah dan beras. Masing-masing andil inflasinya untuk bawang merah sebesar 0,05 persen sedangkan beras sebesar 0,03 persen,” terangnya.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |