Ekonomi Domestik Solid, tapi IHSG Tetap Terkoreksi

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (1/9/2025), meski sejumlah indikator ekonomi domestik menunjukkan tren positif. Tekanan pasar dipengaruhi kondisi sosial-politik dalam negeri yang dinilai belum kondusif.

IHSG turun 94,42 poin atau 1,21 persen ke level 7.736,07. Sementara indeks LQ45 merosot 8,42 poin atau 1,06 persen ke posisi 788,70.

“IHSG mengalami tekanan, efek dari situasi dan kondisi dalam negeri yang tidak kondusif, dan dikhawatirkan akan ada demonstrasi lanjutan pasca gelombang demonstrasi yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap tunjangan dan sikap elite politik atau anggota parlemen,” tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajian di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Pelaku pasar berharap pernyataan dari Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dapat meredakan ketegangan sosial-politik. Di sisi lain, rilis sejumlah data makro memperlihatkan fundamental ekonomi tetap kuat.

Indeks PMI Manufaktur Indonesia naik ke level 51,5 pada Agustus 2025 dari sebelumnya 49,2 pada Juli, menandakan ekspansi aktivitas manufaktur.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat neraca perdagangan Juli surplus 4,18 miliar dolar AS, sedangkan inflasi Agustus sebesar 2,31 persen (yoy), masih dalam kisaran target Bank Indonesia 1,5–3,5 persen.

Kondisi ini diyakini dapat menopang ketahanan ekonomi domestik sekaligus menahan pelemahan IHSG lebih dalam di tengah gejolak politik.

Dari luar negeri, pasar turut mencermati keputusan pengadilan banding Federal AS yang menyatakan sebagian besar tarif resiprokal Presiden Donald Trump ilegal. Pemerintahan Trump masih memiliki waktu hingga 14 Oktober 2025 untuk mengajukan banding ke Mahkamah Agung.

Dari Asia, hubungan India dan China menjadi sorotan setelah kedua pemimpin negara menegaskan komitmen sebagai mitra pembangunan dalam pertemuan bilateral di sela KTT Shanghai Cooperation Organisation (SCO).

Sepanjang perdagangan, IHSG betah di zona merah hingga penutupan. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, hanya sektor industri yang menguat 1,29 persen, disusul sektor kesehatan naik 0,90 persen, sementara sembilan sektor lainnya melemah.

Sektor teknologi mencatat koreksi terdalam 2,66 persen, diikuti transportasi dan logistik 2,10 persen, serta keuangan 2,02 persen. Saham TMPO, SLIS, WOWS, PGUN, dan SONA menjadi top gainers, sedangkan GPSO, VOKS, BSBK, TALF, dan MSIE tercatat sebagai top losers.

Frekuensi transaksi mencapai 2.310.930 kali dengan volume 38,77 miliar lembar saham senilai Rp23,51 triliun. Sebanyak 171 saham menguat, 539 saham melemah, dan 99 stagnan.

sumber : Antara

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |