Ekonom Senior INDEF Didik J Rachbini menyebut Danantara bisa menstimulus makro ekonomi dengan mengelola aset jumbo hingga Rp14.000 triliun.
Ekonom Harap Danantara Jadi Pemain Global, Bukan Kuasai Domestik. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai asset under management (AUM) senilai USD900 miliar atau setara Rp14.000 triliun yang dikelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara bisa menstimulus ekonomi makro.
Ekonom Indef Tauhid Ahmad mengatakan faktor yang bisa menggerakkan perekonomian berasal dari hasil investasi Danantara. Artinya nilai AUM yang digunakan BPI Danantara sebagiannya harus dialokasikan untuk investasi agar dapat menstimulasi makro ekonomi.
Meski begitu, dia mengingatkan AUM Danantara bersifat idle aset atau aset yang sudah ada sebelumnya, namun belum digunakan secara maksimal alias menganggur.
AUM sebesar USD900 miliar itu juga berasal dari aset konsolidasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), artinya nilai aset ini sudah ada dan harus dikelola oleh BPI Danantara.
“Sorry ini idle, jadi orang salah tanggap. Idle itu artinya nanti yang bisa menggerakkan ekonomi bukan yang idle ini,” ujar Tauhid kepada IDX Channel, Selasa (25/2/2025).
Tauhid mengingatkan agar investasi yang dikelola Danantara perlu daya dorong yang bisa mengerek konsumsi naik di level 7-8 persen. Sehingga pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen bisa dicapai.
“Kalau investasi tok, tapi konsumsi enggak didorong, tetap aja kurang, begitu ya,” kata dia.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan, dari nilai AUM itu, USD20 miliar bakal digunakan untuk investasi di beberapa proyek strategis.