Bursa Asia Terpukul, Sentimen Negatif dari AS Bayangi Pasar

5 hours ago 3

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Kamis (22/5/2025). Kekhawatiran terhadap prospek fiskal yang memburuk di Amerika Serikat (AS).

 Reuters)

Bursa Asia Terpukul, Sentimen Negatif dari AS Bayangi Pasar. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Kamis (22/5/2025). Kekhawatiran terhadap prospek fiskal yang memburuk di Amerika Serikat (AS) menekan sentimen investor.

Fokus pasar masih tertuju pada rancangan undang-undang pajak Presiden Donald Trump yang diperkirakan dipungut suaranya pekan ini di Kongres.

Investor khawatir kebijakan itu akan menambah sekitar USD3,8 triliun ke tumpukan utang AS yang kini sudah mencapai USD36 triliun.

Suasana hati investor yang memburuk setelah Moody's menurunkan peringkat kredit AS pekan lalu membuat pasar cenderung lesu, seiring menguatnya narasi “Sell America”. Dolar AS pun bergerak mendekati posisi terendah dua pekan terhadap mata uang utama lainnya.

Ekspektasi bahwa AS tidak akan kebal terhadap potensi resesi global akibat kebijakan dagang Trump yang sulit diprediksi juga mendorong investor mencari alternatif di luar pasar AS.

“Kami masih melihat ketidakpastian, kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan, dan keraguan atas kemampuan pemerintah AS untuk menambah utang,” kata Chief Investment Officer Eastspring Investments di Singapura, Vis Nayar, dikutip Reuters.

“Kami tidak berharap dolar akan kembali menguat dalam waktu dekat. Dalam jangka panjang, semua ini mendorong diversifikasi ke pasar negara berkembang.”

Minimnya minat investor terhadap aset AS terlihat dalam lelang obligasi pemerintah AS tenor 20 tahun senilai USD16 miliar pada Rabu, yang mencatat permintaan lemah dan mendorong kenaikan imbal hasil.

Imbal hasil obligasi tenor 30 tahun bertahan di atas 5 persen setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam 1,5 tahun pada perdagangan sesi Asia.

Kondisi itu menekan bursa Asia, dengan indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,5 persen, meskipun masih dekat dengan posisi tertinggi tujuh bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya.

Indeks Nikkei Jepang merosot 0,98 persen karena penguatan yen. Indeks Shanghai Composite tergerus 0,07 persen, sementara indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,30 persen pada awal perdagangan.

Kospi Korea Selatan juga terdepresiasi 1,23 persen, ASX 200 Australia minus 0,53 persen, dan STI Singapura berkurang 0,48 persen.

Meski begitu, sejumlah analis menyebut sentimen pasar sempat terangkat oleh data ekonomi yang menunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian akibat perang tarif yang digencarkan oleh Trump.

Ketahanan itu akan diuji lebih lanjut lewat rilis data aktivitas bisnis dari Jepang, zona euro, dan AS yang dijadwalkan keluar pada Kamis.

Kemajuan terbatas dalam pembicaraan dagang sejauh ini juga membuat investor tetap berhati-hati.

Pasar turut memantau pertemuan para menteri keuangan negara-negara G7 di Kanada, yang berupaya menciptakan kesepakatan bersama dalam komunike akhir, meski sebagian besar masih menyangkut isu-isu non-tarif.

Investor juga mencermati apakah pasar valuta asing akan menjadi bagian dari pembahasan dagang. Namun pada Rabu, AS dan Jepang menyatakan bahwa nilai tukar dolar-yen saat ini mencerminkan kondisi fundamental.

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |