Ada tiga negara anggota awal BRICS yang menjadi tujuan ekspor Indonesia, terutama China dan India, ditambah Brazil
BPS Baberkan Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Lima Negara BRICS (FOTO:MNC Media)
IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja perdagangan Indonesia dengan lima negara BRICS. Kinerja ini meliputi ekspor dan neraca dagang.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, ada tiga negara anggota awal BRICS yang menjadi tujuan ekspor Indonesia, terutama China dan India, ditambah Brazil.
"Jadi secara umum kalau kita lihat bagaimana kinerja ekspor Indonesia ke lima negara anggota awal BRICS cukup besar, karena sekitar 33,9 persen dari total ekspor ini ditujukan ke lima negara anggota pada 2024," kata Amalia dalam konferensi pers Rilis BPS, Rabu (15/1/2025).
Adapun nilai ekspor non migas Indonesia dengan lima negara anggota pertama BRICS tercatat sebesar USD84,37 miliar atau memiliki porsi 33,91 persen dari seluruh nilai ekspor non migas Indonesia sepanjang 2024.
BRICS merupakan organisasi kerja sama ekonomi global yang namanya berasal dari akronim nama negara-negara pendirinya, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
"Kami membuat catatan khusus, mengangkat tinjauan khusus terkait ekspor non migas Indonesia dengan lima negara anggota pertama BRICS. Sepanjang 2024, ekspor nonmigas ke 5 negara itu mencapai USD84,37 miliar atau mencakup 33,91 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia yang totalnya USD248,83 miliar," kata Amalia.
Jika dirinci menurut negaranya, ekspor non-migas terbesar adalah ke China yang memberikan kontribusi 24,2 persen. Komoditas ekspor terbesarnya adalah besi dan baja senilai USD16,07 miliar.
Untuk nilai ekspor non migas yang masih kecil dengan Afrika Selatan. Sepanjang 2024, nilai ekspor non migas ke Afrika Selatan sebesar USD0,78 miliar.
"Komoditas utama yang diekspor adalah kelompok lemak dan minyak hewan nabati USD316,71 juta," tuturnya.
Lebih lanjut, untuk ekspor non migas ke Brasil tercatat USD1,7 miliar. Komoditas utama yang menyumbang ekspor itu yakni lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD476,51 juta.
Sementara ekspor non migas ke Rusia tercatat USD1,31 miliar. Komoditas utama yang diekspor adalah lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD733,9 juta.
Sebagai catatan tambahan, BPS sepanjang tahun 2024, neraca perdagangan Indonesia dengan lima negara BRICS mengalami defisit USD1,3 miliar dan tahun 2023 Indonesia sempat mencatatkan surplus USD9,63 miliar. "Selanjutnya di 2024 ini tercatat defisit sebesar USD1,36 miliar," kata Amalia.
(kunthi fahmar sandy)