BI Rate turun bisa berdampak positif pada sejumlah aspek baik konsumsi maupun bisnis.
BI Rate Turun Apa Dampaknya? Ini Penjelasannya. (Foto: MNC Media)
IDXChannel – BI Rate turun bisa berdampak positif pada sejumlah aspek baik konsumsi maupun bisnis.
BI Rate adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai referensi atau dasar dalam menentukan suku bunga pinjaman dan deposito di perbankan. Dengan kata lain, BI Rate mencerminkan kebijakan moneter yang diterapkan untuk mengatur stabilitas ekonomi, khususnya dalam hal inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan nilai tukar rupiah.
Oleh karena itu, naik turunnya BI Rate akan sangat memengaruhi perekonomian di Indonesia. Lantas, jika BI Rate turun apa dampaknya? Berikut penjelasannya.
Dampak Jika BI Rate Turun
Turunnya BI Rate yang menjadi suku bunga acuan tentunya bisa memberikan dampak terhadap perekonomian. Secara garis besar, berikut beberapa dampaknya.
1. Meningkatkan Kredit dan Pembiayaan
Penurunan BI Rate akan membuat bank cenderung menurunkan suku bunga kredit. Hal ini tentunya bisa mendorong masyarakat dan pelaku usaha untuk mengajukan kredit, baik konsumsi maupun investasi karena bunga pinjaman menjadi lebih murah.
2. Meningkatkan Investasi
Pelaku usaha dapat memanfaatkan bunga rendah untuk mendanai proyek-proyek baru atau ekspansi bisnis, yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3. Meningkatkan Konsumsi Masyarakat
BI Rate yang turun juga bisa membuat kredit konsumtif seperti kredit kendaraan atau perumahan menjadi lebih terjangkau, sehingga mendorong masyarakat untuk meningkatkan belanja.
4. Inflasi Moderat
Penurunan BI Rate dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa. Jika tidak diimbangi dengan penawaran yang memadai, hal ini berpotensi mendorong inflasi.
5. Penguatan Pasar Saham
Investor cenderung beralih dari instrumen berbunga rendah (obligasi) ke saham yang memberikan potensi imbal hasil lebih tinggi. Hal ini mendorong kenaikan harga saham dan indeks pasar modal.
6. Potensi Pelemahan Rupiah
Suku bunga yang lebih rendah membuat investasi di Indonesia menjadi kurang menarik bagi investor asing, sehingga arus modal keluar dapat terjadi. Hal ini berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah.
7. Risiko Ekonomi Jangka Panjang
Jika penurunan BI Rate dilakukan secara berlebihan, maka hal ini dapat menciptakan "gelembung" ekonomi, seperti utang berlebih atau inflasi tinggi.
8. Menurunkan Margin Keuntungan Bank
Dengan suku bunga kredit yang rendah, bank mungkin mengalami penurunan margin keuntungan, terutama jika suku bunga simpanan juga sulit diturunkan lebih jauh.
Itulah beberapa dampak yang bisa terjadi jika BI Rate turun. Pada dasarnya, penurunan BI Rate bisa jadi strategi kebijakan moneter yang ampuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, kebijakan ini perlu diimbangi dengan langkah-langkah pengendalian inflasi dan stabilitas keuangan agar dampaknya benar-benar optimal.