Begini Kondisi Pasar Properti Jakarta Sepanjang 2024 (Foto: Okezone)
JAKARTA - Pasar properti Jakarta di tahun 2024 menunjukkan ketahanan yang luar biasa dan pertumbuhan di berbagai sektor, mencerminkan dinamika pasar yang sehat meskipun menghadapi tantangan global.
1. Perkantoran Kawasan CBD dan Non-CBD
Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim, mencatat bahwa secara keseluruhan, pasar perkantoran di kawasan CBD Jakarta tetap stabil, dengan tingkat hunian rata-rata mencapai 70%. Tercatat pula gedung perkantoran Grade A di kawasan CBD Premium mengalami peningkatan permintaan, didorong oleh tren flight-to-quality, di mana perusahaan beralih ke gedung-gedung baru atau dengan kualitas lebih baik.
“Di beberapa tahun terakhir sebetulnya sudah mulai ada peningkatan aktivitas pencarian ruang perkantoran yang juga didukung oleh adanya trend flight-to-quality atau yang disebut dengan perpindahan menuju gedung yang lebih baik atau lebih baru,” jelas Yunus dalam Media Briefing JLL Indonesia hari ini.
Penyerapan ruang perkantoran juga meningkat, dengan pertumbuhan tahunan yang tercatat signifikan. Di luar kawasan CBD, tingkat hunian perkantoran tetap stabil di angka 71% hingga akhir 2024. Tren yang terjadi menunjukkan beberapa perusahaan lebih mencari ruang perkantoran yang siap digunakan dengan harga yang tetap terjangkau.
2. Sektor Ritel
Sektor ritel juga menunjukkan tren positif dengan diluncurkannya Mal Puri Indah 2 pada akhir tahun 2024. Perluasan dari Mal Puri Indah ini menggambarkan penerapan konsep yang lebih sesuai dengan target pasar serta komposisi penyewa yang lebih menarik bagi pengunjung. Penyewa yang terlihat aktif dalam satu tahun terakhir ialah sektor variety stores dan luxury beauty.
"Komposisi tenant menjadi penting bagi perbelanjaan mengingat mereka atau pemilik-pemilik mall ini harus dapat mengikuti tren sesuai dengan target pasar dari pusat perbelanjaan mereka,” tambah Yunus.
3. Pasar Kondominium
Namun, aktivitas pasar kondominium Jakarta pada tahun 2024 menunjukkan perlambatan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan penjualan adalah sebagian besar pembeli yang memilih untuk melakukan wait-and-see selama tahun pemilu. Keadaan ini membuat pasar properti, khususnya kondominium, mengalami stagnasi pada kuartal keempat.
“Jadi kalau kita lihat memang secara umum 2024 agak lebih terbatas, mengingat juga adanya pemilu yang biasanya cukup memberikan konsiderasi lebih dari pembeli untuk melakukan wait and see, untuk melihat pemilihan umum berjalan di tahun tersebut,” ujar Yunus.
Selama tahun 2024, tidak tercatat adanya peluncuran kondominium baru, dengan hanya dua proyek yang berhasil diluncurkan sepanjang tahun. Proyek pertama adalah Two Sudirman, yang berlokasi strategis di kawasan CBD (Central Business District), dan satu menara baru dari LRT City Tebet. Sementara itu, ada dua proyek kondominium yang telah selesai dibangun, yaitu BRANZ Mega Kuningan dan The Newton 2, keduanya terletak di kawasan Kuningan yang kini turut meramaikan pasar properti di wilayah tersebut.
Meski begitu, meski ada penurunan, beberapa proyek yang selesai dibangun tetap mencatatkan permintaan yang positif, mencerminkan potensi pasar properti di Jakarta yang tetap ada meskipun situasi ekonomi dan politik belum sepenuhnya stabil.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)