Jakarta -
Perang Israel dan Iran kembali memanas setelah keduanya terus melayangkan serangan balik. Serangan ini bukan hanya mempertaruhkan kekuatan militer, namun juga adu kuat perekonomian kedua negara tersebut.
Dikutip dari First Post, Sabtu (14/6/2025), Iran telah mendapatkan dampak yang luar biasa setelah diserang oleh Israel. Serangan itu menyasar Ibu Kota Iran, Teheran yang diketahui menjatuhkan korban dari militer dan tempat pembuatan nuklir Iran.
Beberapa jam kemudian, Iran melakukan balasan ke Israel dengan menerbangkan seratus pesawat nirawak untuk melayangkan serangan ke situs-situs utama Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saling serang ini menunjukkan kekuatan militer kedua negara. Namun, berbeda dari sisi ekonomi. Iran diketahui tengah mengalami krisis ekonomi. Sementara Israel memiliki kondisi ekonomi yang kuat.
Ekonomi Iran
Negara dengan jumlah penduduk 86 juta orang itu tengah mengalami peningkatan inflasi hingga 32%. Pertumbuhan perekonomian negara itu diprediksi akan anjlok di tengah peperangan yang memanas.
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Iran hanya 0,3% pada 2025. Proyeksi itu turun tajam dari perkiraan sebelumnya sebesar 3%.
Inflasi yang meningkat juga telah mengikis daya beli masyarakat dengan angka konsumsi anjlok. Pengeluaran warga negara Iran disebut-sebut telah menurun menjadi US$ 2 dalam sehari.
Mata uang Iran, rial juga telah babak belur terhadap Dolar AS. Kondisi tersebut akan membebani keuangan negara dan membatasi kemampuan pemerintah untuk mendanai operasi militer yang berkepanjangan.
Anggaran militer Iran 2025 diprediksi meningkat tiga kali lipat menjadi US$12,7 miliar. Dengan kenaikan anggaran ini akan menambah beban keuangan negara. Apalagi cadangan devisa Iran tidak begitu banyak yakni US$ 33,8 miliar.
Ekonomi Israel
Sementara ekonomi Israel nampaknya lebih kuat. Ekonomi Israel diprediksi akan tumbuh 3,4% pada pada kuartal 2025. Perekonomian negara tersebut akan diperkuat dengan ekspor teknologi yang kuat.
Dengan tingginya angka ekspor, cadangan devisa Israel disebut mencapai US$ 223,6 miliar. Angka ini lebih besar dibandingkan cadangan devisa yang dimiliki Iran yang hanya US$ 33,8 miliar.
Peperangan yang memanas ini akan meningkatkan anggaran militer. Belanja pertahanan Israel akan meningkat menjadi US$ 45 miliar pada 2025.
Peningkatan anggaran itu nampaknya tidak masalah bagi Israel. Negara itu diketahui telah mendapatkan jaminan keamanan dari AS dan akses pasar keuangan global.
(ada/fdl)