3 Sejarah Krisis Ekonomi di Indonesia dan Pelajaran yang Bisa Dipetik

1 month ago 29

Krisis ekonomi adalah suatu kondisi di mana perekonomian di suatu negara merosot drastis. Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi beberapa kali.

 MNC Media)

3 Sejarah Krisis Ekonomi di Indonesia dan Pelajaran yang Bisa Dipetik. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Artikel ini akan mengulas secara singkat tentang sejarah krisis ekonomi dan pelajaran yang bisa dipetik. Krisis ekonomi adalah suatu kondisi di mana perekonomian di suatu negara merosot drastis. 

Adapun gejala umum yang dapat dilihat pada negara dengan perekonomian yang krisis adalah angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang meningkat, melemahnya nilai tukar mata uang, dan harga bahan pokok yang terus melaju. 

Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi beberapa kali. Namun yang masih dapat diingat oleh banyak orang antara lain krisis 1998 yang mengakibatkan gelombang demonstrasi besar-besaran, krisis 2008 yang dipicu oleh krisis global, dan krisis 2020 yang dipicu oleh pandemi covid-19. 

Sejarah Krisis Ekonomi dan Pelajaran yang Bisa Dipetik 

1. Krisis Moneter 1998

Krisis ekonomi pada 1998 diingat oleh anak-anak kecil pada masanya sebagai ‘krismon’ atau krisis moneter. Krisis ini dipicu oleh kondisi serupa yang terjadi di negara-negara Asia lainnya. Jadi, saat itu yang mengalami krismon bukan hanya Indonesia. 

Jepang, Korea Selatan, dan Thailand adalah beberapa negara yang mengalami krisis saat itu. Namun secara bersamaan, saat itu Indonesia memiliki utang luar negeri yang tinggi dari sektor swasta, sementara nilai tukar tengah melemah. 

Rupiah mulai melemah pada 1997, kemudian pada tahun yang sama Indonesia meminta bantuan IMF. Namun IMF mensyaratkan pemerintah untuk melakukan reformasi, termasuk menutup 16 bank bermasalah. Akibatnya terjadi bank rush. 

Rupiah terus merosot dan banyak perusahaan tidak mampu membayar utang luar negeri. Akhirnya masyarakat mulai melakukan demonstrasi untuk memprotes pemerintah. Pada Mei 1998 terjadi kerusuhan. 

Pelajaran yang bisa diambil dari krisis ekonomi 1998 sebagai masyarakat umum adalah pentingnya memiliki dana darurat dan melakukan diversifikasi investasi. Saat nilai tukar melonjak dan inflasi tinggi, penting untuk memiliki instrumen yang dapat melindungi nilai. 

Krisis moneter 1998 juga menimbulkan ketidakpastian ekonomi pada masanya, sehingga banyak investor yang angkat kaki dari bursa saham. Namun pada masa itulah Lo Kheng Hong mulai terjun ke pasar, dan kelak justru menuai hasil yang fantastis. 

2. Krisis Subprime Mortgage 2008 

Krisis pada tahun ini terjadi skala global, dipicu penyaluran kredit perumahan ke nasabah berisiko tinggi di Amerika Serikat, yang mulanya meningkat pesat pada 2002 hingga 2005, akhirnya meletus pada 2008. 

Melansir OCBC (26/2), kerugian besar pada krisis ini disebabkan oleh praktik pengemasan subprime mortgage dalam bentuk sekuritas lain (derivatif MBS/CMO) dan diperdagangkan secara internasional. 

Banyak perusahaan keuangan di AS menghadapi masalah serius pada masa ini. Krisis ini akhirnya terasa juga dampaknya ke Indonesia, pada saat itu IHSG merosot taham hingga 50 persen lebih rendah dari akhir 2008. Selain itu perbankan di Indonesia juga mengalami krisis likuiditas. 

3. Krisis Pandemi Covid-19 

Virus covid-19 masuk ke Indonesia pada awal 2020. Saat itu, pemerintah Indonesia dan negara-negara lain masih kelewat optimistis menghadapi kabar kemunculan virus covid-19 di Wuhan, China. 

Tak semua negara dengan langsung menutup pintu masuk internasional. Akhirnya virus menyebar di penjuru daerah di Indonesia, dan memaksa pemerintah untuk melakukan pembatasan fisik dan sosial. 

Masyarakat tidak diperbolehkan keluar rumah. Pekerjaan dan sekolah dilakukan di rumah. Karena pembatasan sosial ini, banyak pekerja terpaksa dirumahkan tanpa kepastian. Apalagi saat itu tidak ada yang tahu kapan pembatasan sosial dihentikan. 

Banyak pelaku usaha kecil gulung tikar pada masa itu, demikian juga dengan karyawan yang di-PHK. Saat itu, pemerintah harus menggelontorkan banyak dana untuk mendukung keberlangsungan hidup masyarakat. 

Pelajaran yang dapat dipetik dari krisis akibat pandemi ini adalah pentingnya tabungan, dana darurat, dan investasi untuk mendukung keberlangsungan hidup diri sendiri dan keluarga. 

Selain itu, masyarakat juga jadi lebih kreatif dan adaptif mencari peluang usaha. Pada masa itu, bermunculan UMKM baru yang naik daun berkat adaptif menyediakan barang dan layanan yang dibutuhkan orang saat pandemi. 

Itulah penjelasan singkat tentang sejarah krisis ekonomi dan pelajaran yang bisa dipetik. 


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |