PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge memanen pendapatan sebesar Rp231,6 miliar pada kuartal I-2025.
WIFI Panen Laba di Kuartal I, Begini Prospeknya di Akhir Tahun (Foto: dok Freepik)
IDXChannel - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge memanen pendapatan sebesar Rp231,6 miliar pada kuartal I-2025.
Raihan tersebut tumbuh 38,7 persen secara kuartalan dan 65,7 persen secara tahunan ditopang oleh kuatnya kinerja di segmen telekomunikasi.
Di mana segmen tersebut melesat 29,5 persen QoQ dan 107,8 persen YoY, berkat peluncuran layanan Fiber-to-the-Home (FTTH) dengan paket hingga 200 Mbps yang berhasil menjaring 250 ribu pelanggan baru.
Selain itu, segmen periklanan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 53,8 persen QoQ dan 30,7 persen YoY. Dari sisi profitabilitas, margin EBITDA meningkat menjadi 77,9 persen, naik dari 70,6 persen di kuartal sebelumnya. Ini didukung kontribusi lebih besar dari segmen telekomunikasi yang kini mencapai 57,1 persen dari total pendapatan.
Sejalan dengan itu, laba bersih WIFI mencapai Rp82,6 miliar, atau tumbuh 181 persen dibanding periode sama tahun lalu, setara 15,1 persen dari proyeksi laba tahun penuh 2025.
Riset Samuel Sekuritas memproyeksikan, akselerasi kinerja akan berlanjut di paruh kedua tahun ini seiring dengan peningkatan basis pelanggan.
Proyeksi tersebut juga didukung oleh rencana WIFI untuk menggelar rights issue senilai Rp5,8 triliun pada Juni 2025 guna menambah 4 juta homepass baru di Pulau Jawa.
Pada April lalu, anak usaha WIFI, WEAVE, juga menjalin kemitraan strategis dengan NTT East, bagian dari grup telekomunikasi terbesar Jepang.
NTT akan mengambil alih 49 persen saham WEAVE melalui kombinasi investasi tunai sebesar Rp1 triliun dan kontribusi non-tunai senilai Rp3 triliun, termasuk alih teknologi dan aset tak berwujud lainnya.
"Kerja sama ini diproyeksikan mendatangkan manfaat jangka panjang seperti peningkatan efisiensi operasional dan retensi pelanggan, sekaligus memungkinkan peningkatan pelanggan hingga 5 juta dan pendapatan mencapai Rp3,2 triliun pada 2025 naik 386 persen dibanding 2024. Laba per saham juga diperkirakan melonjak 82 persen," tulis riset Samuel Sekuritas, Selasa (6/5/2025).
Meski akan terjadi peningkatan porsi kepemilikan minoritas akibat rights issue dan investasi NTT, laba per saham tetap tumbuh 6 persen. WIFI juga berencana menerbitkan obligasi dan mengikuti lelang akses nirkabel tetap 5G guna memperkuat konektivitas tahap akhir. Ini melengkapi ekspansi FTTH yang sedang berlangsung.
Rekomendasi buy dengan target harga Rp5.200
Dengan prospek pertumbuhan laba yang kuat dan fleksibilitas finansial yang membaik, analis mempertahankan rekomendasi buy untuk saham WIFI dengan target harga Rp5.200.
Target tersebut mencerminkan valuasi EV/EBITDA 6,7 kali untuk tahun fiskal 2026 atau diperdagangkan dengan valuasi diskon sebesar 36 persen dibanding rata-rata sektor.
"Pasar broadband tetap menjadi peluang besar, khususnya di segmen rumah tangga berpenghasilan rendah yang belum tergarap maksimal. Risiko utama tetap pada potensi keterlambatan implementasi yang dapat menghambat akuisisi pelanggan baru," tulis riset tersebut.
Hingga Kamis (8/5/2025), saham WIFI turun 0,95 persen ke harga Rp2.090 dengan nilai transaksi sebesar Rp108,2 miliar dan volume perdagangan 51,42 juta.
(DESI ANGRIANI)