Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi 431,9 Miliar Dolar AS pada Agustus 2025

4 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2025 sebesar 431,9 miliar dolar AS. Angka tersebut menurun dibandingkan posisi ULN pada Juli 2025 yang tercatat sebesar 432,5 miliar dolar AS.

Secara tahunan, BI mencatat ULN Indonesia pada Agustus 2025 tumbuh 2 persen (year on year/yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2025 sebesar 4,2 persen (yoy). “Perkembangan ini terutama bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN sektor swasta,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).

Denny menjelaskan secara rinci mengenai ULN pemerintah dan ULN swasta pada periode Agustus 2025. Untuk ULN pemerintah, ia menuturkan, pertumbuhannya melambat. “Posisi ULN pemerintah pada Agustus 2025 tercatat sebesar 213,9 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,7 persen (yoy), atau melambat dibandingkan pertumbuhan 9 persen (yoy) pada Juli 2025,” terangnya.

Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi. Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel. Pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan serta penguatan perekonomian nasional.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,4 persen dari total ULN pemerintah), jasa pendidikan (17,2 persen), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,7 persen), konstruksi (12,3 persen), transportasi dan pergudangan (9 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (8 persen). Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.

“ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta tercatat sebesar 194,2 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,1 persen (yoy) pada Agustus 2025, lebih besar dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,2 persen (yoy),” lanjutnya.

Perkembangan ULN swasta tersebut bersumber dari ULN bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang terkontraksi sebesar 1,6 persen (yoy) dan ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang tumbuh melambat menjadi sebesar 0,8 persen (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 81,2 persen terhadap total ULN swasta.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30 persen pada Agustus 2025, relatif stabil dibandingkan Juli 2025 yaitu 29,9 persen, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 85,9 persen dari total ULN,” ujar Denny.

Ia menambahkan, untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |