Terungkap: Trump Jengkel MBS Tolak Normalisasi dan Persoalkan Solusi Dua Negara

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Meski di permukaan keduanya terlihat, pertemuan antara Presiden Trump dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) pekan lalu ternyata memanas di balik layar. MBS menolak desakan Trump yang ingin Saudi segera menormalisasi hubungan dengan Israel, bahkan menilai solusi dua negara adalah persoalan.

Hal ini dibocorkan dua pejabat AS dan satu sumber yang mengetahui situasi tersebut kepada media AS Axios.

Media itu melaporkan. Trump sangat berharap pertemuannya dengan MBS akan menghasilkan terobosan menuju normalisasi Saudi-Israel. Para pejabat Gedung Putih juga mengatakan kepada putra mahkota menjelang pertemuan bahwa Trump mengharapkan kemajuan dalam normalisasi hubungan Saudi dengan Israel.

Keduanya memuji satu sama lain di depan umum dan tidak menunjukkan adanya sengketa di antara mereka, namun sebagian dari pertemuan tertutup mereka berlangsung tegang. “Trump kecewa mendengar penolakan dari MBS,” kata para pejabat.

Selama pertemuan pada 18 November, Trump adalah orang yang mengangkat masalah ini dan mendesak MBS untuk bergabung dengan Abraham Accords, kata para pejabat AS. Perjanjian Abraham, yang ditandatangani pada tahun 2020, menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab lainnya. Hal ini merupakan pencapaian penting dalam kebijakan luar negeri pada masa jabatan pertama Trump. 

Perjanjian Abraham yang Kontroversial

Dalam pertemuan tertutup, para seumber menyatakan pembicaraan sempat memanas. Ketika Trump menekan, MBS membalas. MBS menjelaskan kepada Trump bahwa meskipun dia ingin melakukan normalisasi dengan Israel, dia tidak dapat melakukannya sekarang karena opini publik Saudi sangat anti-Israel setelah perang Gaza. “Dia mengatakan masyarakat Saudi saat ini belum siap untuk mengambil tindakan seperti itu,” kata ketiga sumber tersebut kepada Axios.

Trump dan MBS bersikap sopan dalam konferensi pers selepas pertemuan tertutup, namun di balik layar pembicaraannya alot, kata salah satu sumber yang mengetahui pertemuan tersebut dan seorang pejabat AS.

"Cara terbaik untuk mengatakan hal ini adalah kekecewaan dan kejengkelan. Presiden benar-benar ingin Saudi bergabung dengan Abraham Accord. Dia berusaha keras untuk berbicara dengan MBS. Itu adalah diskusi yang jujur. Namun MBS adalah orang yang kuat. Dia tetap pada pendiriannya," kata sumber itu.

MBS menuntut bahwa sebagai imbalan atas perjanjian damai dengan Arab Saudi, Israel harus menyetujui “jalan yang tidak dapat diubah, kredibel, dan terikat waktu” untuk negara Palestina. MBS pun memperjelas hal itu secara terbuka, usai pertemuan.

Patut dicatat, pemerintah Israel menentang jalan apa pun untuk mendirikan negara Palestina. "MBS tidak pernah menolak normalisasi. Pintu terbuka untuk melakukan hal itu nanti. Namun ia menilai solusi dua negara adalah sebuah masalah," kata seorang pejabat AS.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |