Bendung Berusia Satu Abad Ini Jadi Penopang Pertanian di Karawang

1 hour ago 1

Penampakan Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Bendung Walahar dibangun pada 1920 yang melintang sekitar 50 meter di Sungai Citarum. Berusia 100 tahun, bendung Walahar menjadi tulang punggung pertanian daerah Karawang. (FOTO : undefined)

Petugas memantau debit air Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Setiap tahunnya, bendung yang dikelola Perum Jasa Tirta II ini mengairi lebih dari 174 ribu hektare sawah, menjadikan Karawang sebagai lumbung padi terbesar kedua di Jawa Barat dan salah satu wilayah penyokong pangan nasional. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Penampakan Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Pada tahun 2024, nilai panen yang bergantung pada pasokan air dari Walahar mencapai sekitar Rp 7,6 triliun. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Petugas mengecek salah satu mesin pengatur debit air di Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Bendung Walahar menjadi tulang punggung pertanian daerah Karawang. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Tulisan informasi peristiwa terpasang di Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Bendung Walahar dibangun pada 1920 yang melintang sekitar 50 meter di Sungai Citarum. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Petugas mengecek salah satu mesin pengatur debit air di Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Bendung Walahar dibangun pada 1920 yang melintang sekitar 50 meter di Sungai Citarum. Berusia 100 tahun, bendung Walahar menjadi tulang punggung pertanian daerah Karawang. Setiap tahunnya, bendung yang dikelola Perum Jasa Tirta II ini mengairi lebih dari 174 ribu hektare sawah, menjadikan Karawang sebagai lumbung padi terbesar kedua di Jawa Barat dan salah satu wilayah penyokong pangan nasional. Pada tahun 2024, nilai panen yang bergantung pada pasokan air dari Walahar mencapai sekitar Rp 7,6 triliun. Aliran air yang konsisten bukan hanya menjaga hamparan padi tetap hijau dan produktif, tetapi juga menghidupi ribuan keluarga petani. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Direktur Utama Perum Jasa Tirta II Imam Santoso (kanan) berbincang dengan Sekretaris Perusahaan Perum Jasa Tirta II Rimpun Rajab Harahap (kiri) dan Tenaga Ahli Perum Jasa Tirta II Anton Mardiyono di Bendung Walahar, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Bendung Walahar yang dikelola Perum Jasa Tirta II setiap tahunnya mengairi lebih dari 174 ribu hektare sawah, menjadikan Karawang sebagai lumbung padi terbesar kedua di Jawa Barat dan salah satu wilayah penyokong pangan nasional. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Petugas mengecek salah satu mesin pengatur debit air di Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Pada tahun 2024, nilai panen yang bergantung pada pasokan air dari Walahar mencapai sekitar Rp 7,6 triliun. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Penampakan Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Berusia 100 tahun, bendung Walahar menjadi tulang punggung pertanian daerah Karawang. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Petugas menunjukkan informasi mengenai debit air Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Setiap tahunnya, bendung yang dikelola Perum Jasa Tirta II ini mengairi lebih dari 174 ribu hektare sawah, menjadikan Karawang sebagai lumbung padi terbesar kedua di Jawa Barat dan salah satu wilayah penyokong pangan nasional. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Penampakan Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Pada tahun 2024, nilai panen yang bergantung pada pasokan air dari Walahar mencapai sekitar Rp 7,6 triliun. Aliran air yang konsisten bukan hanya menjaga hamparan padi tetap hijau dan produktif, tetapi juga menghidupi ribuan keluarga petani. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Petugas keamanan berjaga di Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Bendung Walahar menjadi tulang punggung pertanian daerah Karawang. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Petugas melintas di Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Aliran air yang konsisten bukan hanya menjaga hamparan padi tetap hijau dan produktif, tetapi juga menghidupi ribuan keluarga petani. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Petugas mengecek salah satu mesin pengatur debit air di Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Berusia 100 tahun, bendung Walahar menjadi tulang punggung pertanian daerah Karawang. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

Warga melintas di Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025). Bendung Walahar genap berusia 100 tahun atau satu abad, menjadikannya sebagai salah satu cagar budaya di Karawang. (FOTO : Edwin Putranto/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Penampakan Bendung Walahar di Desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (25/11/2025).

Bendung Walahar dibangun pada 1920 yang melintang sekitar 50 meter di Sungai Citarum.

Berusia 100 tahun, bendung Walahar menjadi tulang punggung pertanian daerah Karawang.

Setiap tahunnya, bendung yang dikelola Perum Jasa Tirta II ini mengairi lebih dari 174 ribu hektare sawah, menjadikan Karawang sebagai lumbung padi terbesar kedua di Jawa Barat dan salah satu wilayah penyokong pangan nasional.

Pada tahun 2024, nilai panen yang bergantung pada pasokan air dari Walahar mencapai sekitar Rp 7,6 triliun. Aliran air yang konsisten bukan hanya menjaga hamparan padi tetap hijau dan produktif, tetapi juga menghidupi ribuan keluarga petani.

sumber : Republika

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |