Iwan Bonex berperan dalam kelancaran pergerakan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. (Foto: MCH 2025)
KITA mungkin tak pernah tahu siapa yang pertama menyambut jamaah haji saat mendarat di Arab Saudi, atau siapa yang memastikan bus siap berangkat tepat waktu. Namun, di balik perangkat kecil bernama bravo, suara-suara tanpa nama itulah yang diam-diam menjaga alur perjalanan haji berjalan lancar.
Mereka bukan selebriti, tapi kerja mereka menyatukan ribuan langkah dalam senyap dan doa. Untuk generasi yang haus makna, inilah kisah tanggung jawab tanpa panggung, para petugas haji Daerah Kerja Bandara.

Salah satu sosok yang berperan di balik alur pergerakan jamaah haji adalah Kholis Tomin. Mukimin asal Madura ini sejak 2002 berperan sebagai petugas haji. Berbagai peran dijalani mulai dari perawat lansia, penghubung antarsektor, pemandi jenazah, hingga kini menjadi pengendali komunikasi jamaah melalui perangkat bravo.
Nama Kholis mungkin tidak dikenal jamaah haji Indonesia. Namun, ia merupakan suara yang menjaga alur perjalanan ribuan jamaah haji Indonesia, baik saat mendarat di Arab Saudi maupun hendak bertolak ke Tanah Air.
“Saya bukan siapa-siapa. Tapi, selama jamaah bisa sampai dengan selamat, saya merasa cukup," kata Kholis sambil menggenggam erat bravo di tangannya.
1. Jadi Ladang Pahala
Dari balik bravo, suara Kholis terdengar tenang tapi tegas. “Rombongan embarkasi SUB sudah tiba. Bus standby, siap bongkar. Petugas siap sambut,” kata Kholis memulai koordinasi dengan rekan-rekannya.
Meski tidak tersorot kamera, Kholis meyakini peran yang dijalani menjadi ladang pahala. Sebab, bermula dari Kholis inilah seluruh rangkaian pelayanan haji berjalan seperti penjemputan, distribusi bus, pengamanan jalur, hingga respons cepat saat terjadi keterlambatan atau kendala cuaca.
“Karena saya yakin, suara ini akan dicatat juga di langit,” tegas Kholis.
2. Kaya Jam Terbang
Banyak petugas haji yang ditugaskan tahun ini memiliki jam terbang tinggi. Selain Kholis, ada juga Iwan Bonex. Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama ini sudah 17 tahun berperan sebagai pelayan haji Indonesia.
Ia dikenal memiliki koneksi baik dengan pihak maskapai. Kondisi itu yang membuat Iwan Bonek terus dipercaya bertugas di Daerah Kerja Bandara.
"Semua hal yang kita laporkan melalui bravo ini harus detail. Ini akan berdampak pada setiap fase pergerakan jamaah," kata Iwan.
Selain itu ada juga Sadiri Sadimum Paki. Mukimin asal Madura ini sejak 2015 masuk ke dalam tim bravo. Ia selalu berupaya agar informasi yang diberikan sesuai alias akurat.

“Data kami jadi rujukan utama. Mulai dari jamaah sakit, tanazul, jumlah jamaah yang masuk dan keluar bandara. Kalau salah, bisa kacau pelayanan,” kata Sadiri.
“Kami bukan siapa-siapa tanpa data dari Mabes (pusat kendali pergerakan dari Kantor Urusan Haji atau KUH), dari sektor di Makkah atau Madinah, serta dari Tim Bravo lain. Ini kerja kolektif. Dan semua harus akurat,” lanjut Sadiri.