SBY Serukan Penguatan PBB untuk Penghentian Kekerasan Globalamp;nbsp;di Tokyo Conference 2025

1 month ago 23

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 04 Maret 2025 |21:18 WIB

SBY Serukan Penguatan PBB untuk Penghentian Kekerasan GlobalĀ di Tokyo Conference 2025

Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono di Tokyo Conference 2025 (foto: KBRI Tokyo)

 
TOKYO - Presiden ke 6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi pembicara kunci dalam Tokyo Conference 2025 bertemakan “International cooperation and restoration of peace” di Tokyo Prince Hotel, pada Selasa 4 Maret 2025. 
 
Tokyo Conference merupakan forum tahunan yang diselenggarakan untuk membahas masalah-masalah global dengan mengundang para pemimpin dunia serta think tanks dari 10 negara demokrasi. Dalam forum yang digelar oleh The Genron NPO tahun 2025 ini, menghadirkan pula sejumlah pembicara lain seperti Sekjen PBB Antonio Guterres dan mantan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. 
 
Dalam paparannya SBY menyampaikan pidato kunci tentang urgensi penguatan kerja sama Internasional. 

“Kita hidup di dunia yang bergejolak. Dunia yang semakin terfragmentasi, ditandai dengan meningkatnya persaingan geopolitik, meningkatnya ketidakpercayaan, dan menurunnya kerja sama. Tahun ini menandai peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia 2, dan berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sudah sepantasnya kita mengingat kembali alasan didirikannya PBB. Menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk bersama mengupayakan tatanan internasional berbasis aturan, di mana negara-negara besar dan kecil, kaya dan miskin, setara. Di mana negara-negara berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan mereka dengan cara damai dan tanpa menggunakan kekerasan. Di mana negara-negara saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial masing-masing,” terang SBY dalam keterangannya.


 
Dalam kesempatan itu, SBY juga menyoroti kelemahan dari PBB yang belum mampu menghentikan kekerasan yang masih berlangsung di beberapa belahan dunia diantaranya adalah kekerasan yang diderita rakyat di Gaza dan perang di Ukraina. 
 
“Kegagalan PBB merupakan kekalahan multilateralisme. Dan setiap keberhasilan PBB merupakan kemenangan multilateralisme. Multilateralisme berarti negara-negara bekerja sama. Jika negara-negara tidak dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, maka PBB tidak dapat berfungsi. Solusi pertama untuk multilateralisme yang melemah adalah perkuat PBB sebagai perwujudan multilateralisme global. Tingkatkan operasi penjagan perdamaian serta ciptakan sistem pendanaan yang stabil sehingga tidak ada kekuatan besar yang dapat mengintimidasi PBB,” tambah SBY yang menutup paparannya dengan ajakan kolaborasi bersama dalam mewujudkan perdamaian kawasan dan dunia.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |