Saham RATU Terus ARA Meski Masuk FCA

5 hours ago 1

Saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) kembali melesat hingga auto rejection atas (ARA) pada Kamis (23/1/2025),

 Freepik)

Saham RATU Terus ARA Meski Masuk FCA. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) kembali melesat hingga auto rejection atas (ARA) pada Kamis (23/1/2025), meskipun emiten tersebut masuk ke papan pemantauan khusus dan dikenakan mekanisme full call auction (FCA).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 10.48 WIB, saham RATU naik 9,70 persen, atau hingga batas ARA untuk saham FCA, ke level Rp6.500 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp2,94 miliar.

Dengan ini, saham RATU sudah ARA 10 persen selama dua hari beruntun, sejak masuk papan pemantauan khusus pada Rabu (22/1).

Sebagai informasi, berdasarkan peraturan bursa, saham RATU mendapatkan notasi 10 dalam papan pemantauan khusus. Ini lantaran RATU dikenakan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari 1 hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

Dengan ini, saham anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) besutan Hapsoro tersebut menembus ARA 5 hari beruntun, dengan total kenaikan 465,21 persen atau multibagger (naik lebih dari 100 persen) sejak debut pada 8 Januari 2024.

Harga saham RATU saat ini pun sudah melampaui sang induk, RAJA, yang dibanderol di angka Rp4.310 per saham.

Walaupun, kapitalisasi pasar (market cap) RAJA masih lebih besar, yakni Rp18,22 triliun, dibandingkan RATU yang sebesar Rp17,65 triliun.

Antusiasme investor, terutama dari kalangan ritel, sangat tinggi pada IPO RATU.

Berdasarkan data Henan Sekuritas selaku penjamin emisi efek bersama Sucor Sekuritas, IPO RATU mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 313,15 kali. Jumlah pemesanan tercatat berasal dari 139.899 investor ritel dan 6.291 investor non-ritel.

“Ini adalah jumlah oversubscription di atas 300x yang kedua kalinya dalam sejarah BEl, setelah PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ),” kata Henan dalam sebuah kiriman di akun Instagram resmi mereka.

Tingginya minat investor terhadap IPO RATU membuat jumlah penjatahan saham menjadi sangat terbatas. Menurut perhitungan pengamat IPO melalui akun Instagram @sudarsanglory, investor yang memesan IPO RATU dengan nilai di bawah Rp100 juta rata-rata hanya mendapatkan alokasi 2-3 lot, sementara pemesanan di atas Rp100 juta hanya memperoleh sekitar 0,5 persen dari jumlah yang dipesan.

Direktur Utama RATU Alexandra Sinta Wahjudewanti mengatakan, perseroan memiliki investasi di Blok Cepu melalui perusahaan asosiasi dan partisipasi di Blok Jabung Jambi melalui anak usahanya. Sejak didirikan, RATU berkomitmen untuk tumbuh dan memberikan nilai tambah bagi mitra serta masyarakat.

“Kami akan selalu mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance demi menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan,” kata Alexandra di Gedung BEI Jakarta pada Rabu (8/1/2025).

Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebanyak Rp157,36 miliar akan dipinjamkan kepada anak perusahaan, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd. terkait pengelolaan Blok Jabung.

Jumlah kebutuhan dana untuk Cash Call ini sekitar USD10 juta atau setara dengan Rp159,42 miliar sehingga terdapat kekurangan sekitar Rp 2,05 miliar yang akan ditutup dengan dana dari kas internal perseroan.

Apabila dana tersebut dikembalikan kepada perseroan, dana akan digunakan untuk pengembangan usaha, khususnya studi kelayakan pada blok-blok migas, yaitu wilayah perizinan pemerintah untuk eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas bumi.

Kemudian sebesar Rp34,96 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu Ltd.

Lalu, sisa dana akan digunakan untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus, dan pengawas (Direksi dan Dewan Komisaris RATU), serta biaya operasional perseroan.

Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani mencatat, dalam riset pada 16 Desember 2024, valuasi IPO RATU berada di kisaran 6,0–7,6 kali berdasarkan rasio price-to-earnings (P/E) di semester I-2024 (1H24) TTM (trailing twelve months) dan price-to-book value (P/BV) pasca-IPO sekitar 2,98–3,26 kali.

Valuasi ini lebih rendah dibandingkan induk usahanya, RAJA, yang diperdagangkan pada P/E 23,8 kali dan P/BV 4,6 kali.

Namun, mengutip Hendriko, valuasi RATU cenderung lebih tinggi dibandingkan pesaing (peers) di sektor migas, seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

MEDC diperdagangkan pada P/E 4,7 kali dan P/BV 0,8 kali, sementara ENRG pada P/E 5,1 kali dan P/BV 0,6 kali per 9M24. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |