Saham BRMS-AMMN Naik saat Harga Emas Dekati Level Tertinggi Tiga Bulan

5 hours ago 1

Tiga saham emiten tambang emas, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), menguat.

 Freepik)

Saham BRMS-AMMN Naik saat Harga Emas Dekati Level Tertinggi Tiga Bulan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Tiga saham emiten tambang emas, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), menguat pada Kamis (23/1/2025) seiring logam mulia acuannya dalam momentum positif.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.10 WIB, saham BRMS meningkat 1,96 persen ke level Rp416 per saham. Nilai transaksi emiten yang dikendalikan Grup Bakrie dan Grup Salim tersebut mencapai Rp69,43 miliar.

Selain katalis harga emas, peningkatan saham BRMS belakangan ini terjadi di tengah rumor yang di kalangan pelaku pasar terkait potensi inklusi emiten tersebut ke indeks MSCI Standar Cap untuk periode pengumuman Februari 2025.

Menurut perhitungan Verdhana Sekuritas, BRMS dengan harga saat ini Rp420, perlu mencapai level di atas Rp485 agar bisa mengerek posisi ke MSCI. Ini mengingat free float BRMS 35 persen.

Sebelumnya, manajemen BUMI mengungkapkan kepada IDXChannel.com pada 7 November 2024, BRMS—dan juga sang induk BUMI—masih menjadi konstituen MSCI Indonesia Small Cap Index.

Saham AMMN—yang terafiliasi Grup Salim—juga naik 1,16 persen ke Rp8.700 per saham, setelah melesat 5,52 persen sehari sebelumnya.

Demikian pula saham ARCI ikut menghijau, yakni sebesar 0,81 persen ke posisi Rp250 per saham.

Sementara, sejumlah nama lainnya mengalami aksi ambil untung (profit taking). Sebut saja, UNTR yang turun 0,29 persen setelah naik 0,88 persen kemarin, saham ANTM melemah 0,66 persen, HRTA minus 1,06 persen, hingga MDKA yang berkurang 2,42 persen.

Diwartakan sebelumnya, harga emas naik mendekati level tertinggi dalam tiga bulan terakhir pada Rabu (22/1/2025), diperdagangkan sedikit di bawah rekor puncaknya.

Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan ketidakjelasan terkait rencana kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang dikhawatirkan investor dapat memicu perang dagang dan meningkatkan volatilitas pasar.

Berdasarkan data pasar, emas spot (XAU/USD) meningkat 0,42 persen ke level USD2.756,34 per troy ons.

Mengutip MT Newswires, ancaman Trump untuk memberlakukan tarif pada impor AS dinilai dapat mengganggu aliran perdagangan global. Pelemahan dolar AS mendukung harga komoditas seperti emas yang dihargai dalam mata uang tersebut.

“Futures Indeks Dolar, yang mencerminkan kinerja enam mata uang utama terhadap dolar AS, memulai tren kenaikan yang kuat pada akhir Oktober, kini menunjukkan tanda-tanda berhenti. Perkembangan ini memberikan dukungan tambahan bagi emas,” kata Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.

“Ada ketidakpastian terkait rencana tarif dan hal-hal lainnya, dan emas biasanya berkinerja baik ketika ada ketidakpastian besar atau bahkan moderat di pasar. Emas menjadi tempat yang secara alami diminati orang,” ujar Manajer Portofolio Senior di Sprott Asset Management, Ryan McIntyre.

Trump mengungkapkan, pemerintahannya sedang mendiskusikan pemberlakuan tarif 10 persen pada barang impor dari China mulai 1 Februari. Pada hari yang sama, ia sebelumnya menyebut bahwa Meksiko dan Kanada juga dapat dikenakan tarif sekitar 25 persen.

Emas sering dipandang sebagai aset aman atau safe haven di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik.

Namun, kebijakan Trump secara umum dianggap dapat memicu inflasi, sehingga memaksa Federal Reserve (The Fed) AS mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama untuk mengendalikan tekanan harga yang meningkat.

Trump belum memberikan banyak rincian mengenai rencana tarifnya, sehingga investor mempertanyakan seberapa agresif kebijakan tersebut dan sejauh mana dampaknya.

“Trump tampaknya sedikit kurang hawkish terkait tarif dibandingkan yang dikhawatirkan, dan ini membantu. Tarif yang lebih rendah dianggap menunjukkan inflasi yang lebih rendah, sehingga ada potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut,” kata trader logam independen, Tai Wong.

Indeks dolar ICE naik 0,1 poin menjadi 108,16.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, dengan obligasi tenor dua tahun terakhir tercatat membayar 4,304 persen, naik 2,1 basis poin, dan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terapresiasi 3,0 basis poin menjadi 4,612 persen. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |