Jakarta -
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berencana akan menambah jumlah impor kapas dari Amerika Serikat (AS) menjadi 50% dari sebelumnya hanya 17%. Hal ini merupakan bagian dari upaya negosiasi RI kepada AS yang mengenakan tarif impor ke Indonesia sebesar 32%.
"Di sini industri tekstil sudah menawarkan, kita akan membeli cotton lebih banyak (Dari AS)," kata Wakil Ketua Umum API Ian Syarif dalam diskusi Forum Wartawan Perindustrian di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Ian mengatakan penambahan jumlah impor kapas dari AS juga dilakukan bukan serta merta menambah jumlah volume impor dari AS, melainkan hanya mengalihkan impor kapas dari negara lain ke AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menjelaskan langkah menambah jumlah impor kapas dari AS juga merupakan bagian untuk memenuhi kebijakan proteksionis AS yang dikenal sebagai Buy American Provision, yang mendorong penggunaan komponen produksi dalam negeri sebesar 20-50%. Sehingga pasar industri tekstil RI bakal mendapatkan pengurangan tarif dari AS.
Terlebih lagi, ASS memiliki teknologi yang dapat mendeteksi produk yang dihasilkan dari negara lain apakah berasal dari AS atau bukan.
"Apakah baju tersebut diproduksi dari Amerika. Nah itu kita bisa dapatkan tarif lebih rendah dan itu yang dari industri tekstil," katanya.
Untuk diketahui, impor kapas bukanlah satu-satunya komoditas yang bakal ditambah jumlah impornya dari AS. Pemerintah Indonesia juga berencana menambah impor LPG dan minyak dari AS.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana Pemerintah Indonesia menambah jumlah impor produk liquefied petroleum gas (LPG) dan minyak dari AS dengan nilai kurang lebih di atas US$ 10 miliar atau Rp 168 triliun (kurs Rp 16.810).
Bahlil mengatakan, rencana penambahan jumlah impor lpg dan minyak dari AS merupakan bagian dari negosiasi Pemerintah Indonesia atas kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif impor ke Indonesia sebesar 32%. Penambahan tersebut juga sesuai dengan arahan dari Presiden RI Prabowo Subianto.
"Kalau tidak seimbang, atas Arahan Bapak Presiden Prabowo kepada kami, coba periksa komoditas apalagi yang bisa kita beli di Amerika. Kami merekomendasikan dari ESDM adalah yang pertama, kami mengimpor sebagian minyak dari Amerika dengan menambah kuota impor LPG kami. Yang angkanya kurang di atas 10 miliar US$," kata Bahlil di JCC, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025).
Bahlil mengatakan, berdasarkan data BPS, surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap AS yang mencapai US$ 14-15 miliar. Dengan penambahan tersebut, Bahlil bilang bakal dapat menyeimbangkan neraca perdagangan RI terhadap AS yang memang diinginkan oleh Pemerintah AS.
"Kalau ini aja kita menggeser, maka mengalihkan neraca perdagangan kita dengan Amerika tidak akan terjadi lagi. Neraca kita balance, ini yang akan kita lakukan," tambah Bahlil.
Simak juga Video: Kata AHY Soal Prabowo Minta Keran Impor Dibuka Lebar
(rrd/rrd)