Jakarta -
Emiten pertambangan, PT Timah Tbk (TINS) sepakat membagikan dividen sebesar Rp 474,65 miliar dari laba bersih tahun 2024 kepada para pemegang saham. Hal ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari ini.
Dividen tersebut merupakan 40% dari total laba bersih perusahaan yang mencapai Rp 1,19 triliun. Sisanya, 60% atau Rp 711,98 miliar dicatat sebagai saldo laba yang belum dicadangkan.
Selanjutnya, pembayaran dividen akan dilakukan kepada pemegang saham dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak tanggal diputuskan RUPS diputuskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, sepanjang 2024, PT Timah Tbk berhasil mengantongi laba bersih Rp 1,19 triliun, naik 364% secara tahunan (yoy). Hal itu ditopang oleh kenaikan pendapatan perusahaan seiring dengan kenaikan penjualan dan harga jual rata-rata logam timah.
Harga timah global bergerak fluktuatif karena ketidakpastian ekonomi dan posisi pasokan yang berkurang. Harga rata-rata timah Cash Settlement Price London Metal Exchange (LME) pada 2024 tercatat sebesar US$ 30.177,45 per ton atau naik 16,3% yoy.
Sementara itu, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 10,86 triliun, meningkat 29,37% di tahun 2024 dari Rp 8,39 triliun di tahun 2023 seiring dengan kenaikan volume penjualan logam timah dan harga jual rata-rata logam timah tersebut.
Beban pokok pendapatan Perseroan naik 1,26% dari Rp 7,93 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 8,03 triliun di tahun 2024. Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 1,76 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,71 triliun atau 396% dari tahun 2023.
Untuk nilai aset Perseroan pada akhir tahun 2024 turun 0,42% menjadi Rp12,80 triliun dari Rp 12,85 triliun pada akhir tahun 2023. Sedangkan posisi liabilitas Perseroan sebesar Rp5,35 triliun, turun 19,08% dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun dikarenakan pelunasan pinjaman bank jangka pendek, obligasi dan pembelian kembali (buyback) medium term notes (MTN).
Posisi ekuitas sebesar Rp 7,45 triliun pun naik 19,35% dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp 6,24 triliun. Hal ini seiring dengan dibukukannya laba pada 2024.
(rea/hns)