Indonesia dan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (GCC)melaksanakan Perundingan Putaran Kedua Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-GCC (I–GCC FTA).
Perundingan Dagang RI dengan Blok Negara Teluk Capai Kemajuan, Target Rampung 2025. Foto: MNC Media.
IDXChannel - Indonesia dan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (GCC) melaksanakan Perundingan Putaran Kedua Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-GCC (I–GCC FTA).
Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan Johni Martha yang memimpin delegasi Indonesia mengungkapkan, perundingan putaran kedua membahas sejumlah isu dan berhasil memperoleh kemajuan substantif.
Pertemuan ini juga membahas percepatan penyelesaian perundingan yang ditargetkan mencapai kesepakatan substantif pada akhir 2025.
"Dengan mengupayakan yang terbaik pada setiap isu runding, perundingan I-GCC FTA diharapkan dapat mencapai kesepakatan substantif pada2025. Terlebih, perundingan I-GCC FTA menjadi salah satu program prioritas nasional tahun ini," ujar Johni melalui keterangan tertulis, Senin (10/2/2025).
Beberapa kemajuan yang berhasil dicapai mencakup isu perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hambatan teknis perdagangan.
Kemajuan lainnya meliputi ketentuan asal barang, prosedur-prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, sanitari, dan fitosanitari, kerja sama ekonomi, ekonomi Islam, serta hak kekayaan intelektual.
"Perundingan kali ini, Indonesia dan GCC berhasil mencapai kesepakatan pada sanitari dan fitosanitari. Di sisi lain, dalam pembahasan teks lainnya, kedua pihak mencapai kemajuan signifikan dengan capaian 45 persen untuk 16 isu runding lainnya dalam kerangka I-GCC FTA," ujar Johni.
Gulf Cooperation Council (GCC) merupakan organisasi perjanjian perdagangan regional di kawasan teluk Persia. Negara-negara anggota GCC, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Oman.
Hal ini merupakan upaya untuk dapat memperluas akses pasar dengan kawasan Timur Tengah atau Teluk Persia. Mitra dagang utama Indonesia di GCC adalah UAE dan Arab Saudi.
Berdasarkan hasil analisis Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag), kerja sama liberalisasi Perdagangan Indonesia-GCC berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia pada sektor peralatan elektronik (electrical equipment) sebesar 33,86 persen; kulit (leather) sebesar 29,3 persen; produk logam (metal product) sebesar 28 persen, dan produsen lainnya (other manufacturing) sebesar 27,7 persen.
Pada perundingan berikutnya, kedua pihak ditargetkan dapat menyelesaikan pemetaan penawaran awal (initial offer)dan perhitungannya.
Perundingan putaran ketiga akan dilaksanakan di Indonesia pada semester kedua 2025.
"Target kami dalam perundingan putaran selanjutnya, baik Indonesia maupun GCC, yaitu selesai memetakan initial offer. Tujuannya, agar dapat melihat dan memperhitungkan secara keseluruhan keuntungan yang dapat diperoleh dan dimanfaatkan Indonesia dalam memaksimalkan pembebasan bea masuk di negara-negara Kawasan Teluk," kata Johni.
Perundingan I-GCC FTA diluncurkan pada 31 Juli 2024. Perundingan Putaran Pertama berlangsung di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta pada 9-13 September 2024.