BYD memangkas target penjualan hingga 16 persen menjadi 4,6 juta kendaraan pada 2025. Hal ini terjadi karena persaingan yang semakin ketat.
Persaingan Makin Ketat, BYD Pangkas Target Produksi 16 Persen di 2025. (Foto: Inews Media Group)
IDXChannel - BYD memangkas target penjualan hingga 16 persen menjadi 4,6 juta kendaraan pada 2025. Hal ini terjadi karena raksasa kendaraan listrik China ini menghadapi pertumbuhan tahunan paling lambat dalam lima tahun terakhir.
Ha itu sejalan dengan tanda-tanda ekspansi yang mulai reda. Padahal, BYD merupakan salah satu produsen otomotif yang kerap memecahkan rekor.
Produsen mobil terbesar China ini mengatakan kepada para analis pada Maret bahwa mereka menargetkan penjualan 5,5 juta kendaraan pada 2025. Namun, secara internal angka tersebut telah diturunkan beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir, menurut sumber tersebut yang dilansir dari Reuters, Kamis (4/9/2025).
Angka terbaru, setidaknya 4,6 juta kendaraan, telah dikomunikasikan secara internal oleh perusahaan dan kepada beberapa pemasok terpilih pada Agustus untuk membantu memandu perencanaan.
Meski begitu, target tersebut masih dapat berubah tergantung pada kondisi pasar, menurut sumber tersebut yang keduanya berbicara dengan syarat anonim. Sementara itu, BYD tidak menanggapi permintaan komentar.
Lebih lanjut, para sumber tidak memberikan alasan pemangkasan target penjualan BYD. Namun, salah satu dari mereka menyebut langkah itu terjadi saat BYD merasakan tekanan persaingan yang semakin ketat dengan Geely Auto dan Leapmotor.
Pekan lalu, BYD melaporkan penurunan laba kuartalan sebesar 30 persen, penurunan pertamanya dalam lebih dari tiga tahun.
Adapun target terbaru, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, berada di bawah beberapa perkiraan para analis. Pekan ini, Deutsche Bank mengatakan pihaknya memperkirakan BYD akan menjual 4,7 juta kendaraan, sementara Morningstar mengatakan pihaknya memperkirakan 4,8 juta.
Target baru ini mewakili peningkatan 7 persen dari tahun lalu dan akan menjadi pertumbuhan tahunan paling lambat sejak 2020, ketika penjualan turun sebesar 7 persen.
Prospek penjualan BYD itu juga menunjukkan tekanan deflasi yang membebani ekonomi terbesar kedua di dunia, di mana permintaan domestik telah terpukul oleh penurunan pasar perumahan yang berkepanjangan.
Dalam delapan bulan pertama tahun ini, BYD baru memenuhi sekitar 52 persen dari target penjualan awal 5,5 juta kendaraan.