PERISTIWA Isra Miraj dari tinjauan sains menarik untuk diulas. Peristiwa besar umat Muslim ini acap kali menjadi suatu sejarah yang kerap diperbincangkan.
Bagaimana tidak? Rasulullah mampu melakukan perjalanan yang begitu jauh. Bahkan di era modern ini belum ada teknologi yang mampu menandingi.
Peristiwa yang berkaitan dengan perintah sholat untuk umat Muslim ini pun selalu dibahas baik secara sisi agama maupun sains.
Lantas, bagaimana peristiwa Isra Miraj dari tinjauan sains? Berikut Okezone akan berikan ulasannya, Senin (20/1/2025).
Perjalanan Isra Mi'raj dalam Kajian Sains
Melansir dari berbagai sumber, perjalanan Isra Mi'raj dalam kajian sains ini berkaitan erat dengan Teori Relativitas Umum. Yakni, adanya ruang dengan dimensi tinggi, immaterial atau gaib di sekitar kita.
Patut diketahui, cahaya diidentifikasi memiliki kecepatan sebesar 300.000 km/detik. Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi bumi sekitar 6 sampai 7 kali.
Isra sendiri merupakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan Mi’raj artinya bergerak ke langit ke tujuh (sidratul muntaha). Jika disimplikasi, maka isra’ adalah perjalanan horizontal dan mi’raj adalah perjalanan vertikal.
Durasi Perjalanan dan Kecepatan Rasulullah
Diasumsikan kejadian mulai ba'da shalat isya’ atau pukul 20.00 hingga pukul 4.00 pagi menjelang subuh. Sehingga, membutuhkan waktu 8 jam, karena perjalannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam.
Menurut Guru Besar Teori Fisika ITS Prof. Agus Purwanto menjelaskan, lantaran perjalanan dilakukan bersama Buraq, maka dapat diasumsikan bahwa Rasulullah dalam peristiwa itu bergerak dengan kecepatan tertinggi di dalamnya, yakni kecepatan cahaya. Maka dalam satu jam Rasulullah bisa menempuh jarak sampai 4.320.000.000 km.
Sementara, dalam tata surya, ilmuwan mengidentifikasi jarak antara Matahari dengan Bumi adalah 149.600.00 km. Alhasil, waktu yang diperlukan cahaya dari Matahari ke Bumi itu hanya 8 menit.
Jika begitu, cahaya yang dirasakan oleh manusia di bumi adalah bukan cahaya yang dipancarkan seketika oleh matahari, melainkan cahaya yang dipancarkan 8 menit sebelumnya.
Planet Neptunus diketahui memiliki jarak 4.335.000.000 km. jadi ini masih lebih besar dari jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 4 jam. Artinya Baginda Rasulullah dalam waktu 4 jam belum sampai di Neptunus.
Merujuk kepada QS Al Isra’ ayat 1 perjalanan Isra' Mi'raj itu berarti memindah suatu objek dalam hal ini Rasulullah dari satu titik ke titik lain, dari satu dimensi ke dimensi yang lain, ini berarti dimensi ruang. Dan kemudian peristiwa ini terjadi pada malam hari, ini adalah masalah waktu.
Dan menurut QS Az Zumar ayat 46, diindikasikan bahwa langit ke 7 adalah ghoib atau di luar jagad raya, artinya langit ke tujuh berada di luar ruang material. Jadi Mi’raj yang dilakukan oleh Rasulullah adalah masuk ke dimensi yang lebih tinggi atau ke luar material atau langit ke tujuh untuk menerima perintah salat.
Sehingga, Mi’raj itu menembus dimensi ruang menuju ke dimensi yang lebih tinggi, immaterial atau gaib. Itulah pembahasan eristiwa Isra Miraj dari tinjauan sains? Semoga bermanfaat!
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
(fmh)
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari