Pakistan Siap Persenjatai Negara Muslim dengan Nuklir, Tantang Dominasi Israel

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Menteri Pertahanan Pakistan mengatakan program nuklir negaranya “akan disediakan” untuk Arab Saudi dan negara Muslim lainnya jika diperlukan berdasarkan pakta pertahanan baru negara tersebut. Hal ini akan mengubah dinamika di Timur Tengah dengan menantang monopoli senjata nuklir Israel.

Pernyataan tersebut menandai pengakuan spesifik pertama bahwa Islamabad telah menempatkan kerajaan tersebut di bawah payung nuklirnya. Komentar Menteri Pertahanan Khawaja Mohammad Asif menggarisbawahi pentingnya perjanjian yang dicapai minggu ini antara Pakistan dan Arab Saudi, yang telah memiliki hubungan militer selama beberapa dekade. 

Ketika ditanya apakah pihak lain bisa bergabung dengan pakta tersebut, menteri tersebut mengonfirmasi. “Saya dapat mengatakan bahwa pintunya tidak tertutup bagi pihak lain.”

Pakistan adalah satu-satunya negara mayoritas Muslim yang terkonfirmasi memiliki senjata nuklir. Negara-negara lainnya terikat dengan perjanjian Nonproliferasi Nuklir.

Langkah Pakistan terkini dipandang oleh para analis sebagai sinyal bagi Israel, yang telah lama diyakini sebagai satu-satunya negara yang memiliki senjata nuklir di Timur Tengah. 

Berbicara kepada Geo TV dalam sebuah wawancara pada Kamis malam, Asif menyampaikan komentar tersebut saat menjawab pertanyaan apakah “pencegahan yang diperoleh Pakistan dari senjata nuklir” akan tersedia bagi Arab Saudi. 

"Izinkan saya menjelaskan satu hal tentang kemampuan nuklir Pakistan: kemampuan itu sudah ada sejak lama ketika kami melakukan uji coba. Sejak itu, kami memiliki pasukan yang dilatih untuk medan perang," kata Asif. “Apa yang kami miliki, dan kemampuan yang kami miliki, akan tersedia untuk (Arab Saudi) sesuai dengan perjanjian ini,” tambahnya. 

Kedua negara menandatangani perjanjian pertahanan pada Rabu yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara berarti serangan terhadap keduanya. Saat itu kedua negara tak menanggapi pertanyaan tentang pakta tersebut dan apa maksudnya sehubungan dengan kemungkinan mengakses persenjataan nuklir Pakistan.

"Kami belum menyebutkan nama negara mana pun yang serangannya akan secara otomatis memicu respons pembalasan. Arab Saudi juga belum menyebutkan nama negara mana pun, begitu pula kami," kata Asif dalam wawancara tersebut.

“Ini adalah perjanjian payung yang ditawarkan satu sama lain oleh kedua belah pihak: jika ada agresi terhadap salah satu pihak – dari pihak mana pun – maka agresi tersebut akan dipertahankan bersama, dan agresi tersebut akan dibalas dengan respons.” 

Kesepakatan itu dicapai seminggu setelah serangan di Doha ketika negara-negara Teluk Arab mempertimbangkan cara untuk mempertahankan diri. Serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 meluas ke Iran, Lebanon, wilayah Palestina, Qatar, Suriah, dan Yaman. 

sumber : The Associated Press

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |