Menghindari Obat Tidur Membantu Lansia Hidup Lebih Lama

5 hours ago 3
pyfahealth.compyfahealth.com

Banyak lansia Amerika mengonsumsi obat resep untuk membantu mereka tidur. Obat-obatan ini termasuk benzodiazepin dan obat-obatan baru yang dikenal sebagai "obat Z", seperti Ambien.

Meskipun tampaknya membantu tidur, obat-obatan ini memiliki risiko serius—terutama bagi orang di atas 65 tahun.

Efek samping yang umum termasuk jatuh, patah tulang, masalah memori, dan bahkan ketergantungan. Meskipun ada peringatan dari para ahli medis, jutaan lansia terus menggunakannya.

Sebuah studi baru oleh para peneliti di USC Schaeffer Center for Health Policy & Economics menunjukkan bahwa mengurangi penggunaan obat tidur pada lansia dapat meningkatkan kesehatan mereka secara signifikan dan menghemat biaya.

Para peneliti menemukan bahwa menghindari obat-obatan ini dapat menurunkan jumlah jatuh hingga 8,5% dan mengurangi kasus kehilangan memori hingga 2,1%.

Selain itu, orang-orang akan hidup rata-rata 1,3 bulan lebih lama—dan sebagian besar bulan tambahan tersebut akan dihabiskan dalam kondisi kesehatan yang baik.

Di seluruh AS, hal itu berarti 1,7 juta tahun tambahan kehidupan sehat.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Regional Health—Americas edisi Desember.

Hanke Heun-Johnson, penulis utama dan ilmuwan peneliti di Schaeffer Center, mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi obat tidur dapat membantu lansia menikmati hidup yang lebih panjang dan lebih sehat.

Diperkirakan 15,3 juta warga Amerika berusia 50 tahun ke atas mengonsumsi obat tidur yang diresepkan.

Obat-obatan ini semakin umum digunakan seiring bertambahnya usia dan khususnya umum di kalangan wanita dan orang dewasa kulit putih.

Meskipun pedoman medis menganjurkan untuk tidak menggunakan obat dalam jangka panjang, dokter seringkali terus meresepkan obat-obatan ini selama bertahun-tahun.

Dalam banyak kasus, pasien menjadi ketergantungan, dan menghentikan obat menyebabkan gejala putus obat. Hal ini membuat obat tampak bermanfaat, padahal sebenarnya mungkin tidak lagi efektif.

Insomnia sendiri dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk depresi, masalah jantung, dan penurunan daya ingat.

Banyak orang mengonsumsi obat tidur dengan harapan akan merasa lebih baik, tetapi efek jangka panjangnya justru dapat memperburuk keadaan.

Para peneliti menggunakan alat yang disebut Model Lansia Masa Depan untuk melihat bagaimana obat tidur memengaruhi lansia.

Mereka membandingkan penggunaan obat saat ini dengan apa yang akan terjadi jika tidak ada yang mengonsumsi obat-obatan ini. Mereka mempelajari berbagai hasil, termasuk kehilangan ingatan, jatuh, penggunaan panti jompo, biaya medis, dan pendapatan seumur hidup.

Dewasa berusia antara 65 dan 74 tahun akan mendapatkan manfaat paling besar. Jika kelompok usia ini menghindari obat tidur, mereka dapat mengalami peningkatan daya ingat dan kesehatan fisik.

Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk menghentikan resep yang tidak perlu harus difokuskan pada kelompok ini.

Studi ini juga menunjukkan manfaat finansial. Menghindari obat tidur dapat menghemat $6.600 per orang seumur hidup mereka.

Secara nasional, ini berarti penghematan sekitar $101 miliar—sebagian besar berasal dari kualitas hidup yang lebih baik, bukan hanya biaya perawatan kesehatan yang lebih rendah.

Alih-alih obat-obatan, para ahli medis merekomendasikan terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I). Terapi ini mengajarkan orang-orang cara membangun kebiasaan tidur yang lebih baik.

Terapi ini dapat dilakukan secara langsung, daring, atau melalui aplikasi ponsel pintar seperti Pelatih CBT-I dari Department of Veterans Affairs.

CBT-I bekerja sama baiknya dengan obat-obatan dalam jangka pendek dan lebih efektif dalam jangka panjang.

Yang terpenting, terapi ini tidak memiliki efek samping yang berbahaya.

Para peneliti percaya bahwa perubahan kecil dalam cara dokter meresepkan obat dapat membantu mengurangi penggunaan obat tidur.

Misalnya, dokter dapat menerima pengingat di sistem komputer mereka yang mendorong mereka untuk merekomendasikan CBT-I, alih-alih obat-obatan.

Dokter juga mungkin akan menerima laporan yang menunjukkan bagaimana resep mereka dibandingkan dengan resep dokter lain.

Rekan penulis Jason Doctor, seorang peneliti senior di Schaeffer Center, mengatakan bahwa meskipun insomnia merupakan masalah nyata, obat tidur seringkali lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaatnya.

Membantu dokter merekomendasikan perawatan yang lebih aman dan terbukti seperti CBT-I akan bermanfaat bagi pasien dan masyarakat secara keseluruhan.

Studi ini dipublikasikan di The Lancet Regional Health—Americas.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |