Cikal Bintang , Jurnalis-Selasa, 21 Januari 2025 |10:39 WIB
Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. (Foto: PSSI)
TIM Nasional (Timnas) Indonesia kembali kena sindir karena penunjukkan Patrick Kluivert sebagai pelatih dan kali ini datang dari kolumnis media Inggris, The Guardian, yakni John Duerden. Duerden pun menyindir PSSI untuk kembali menyematkan kata Hindia Belanda di Timnas Indonesia karena kini negara tersebut dilatih oleh pelatih asal Negeri Kincir Angin.
Artikel tersebut diberi tajuk 'Masa Depan adalah Oranje: Kedatangan Kluivert Memperkuat Pergeseran Indonesia ke Belanda'. Duerden menuliskan paragraf pertama artikel tersebut dengan merujuk lolosnya Hindia Belanda ke Piala Dunia 1938.
1. PSSI Disarankan Pakai Nama Hindia Belanda Lagi
Pria yang terbiasa menulis artikel untuk sepak bola Asia itu menyebutkan, penunjukkan Patrick Kluivert memperkuat kesan Belanda di Timnas Indonesia. Duerden menyindir Timnas Indonesia untuk kembali kepada nama yang mereka pakai di Piala Dunia 1938.
"Pada tahun 1938, Indonesia, dengan kapten berkacamata, Achmad Nawir, maju ke Piala Dunia sebagai Hindia Belanda dan kata "Belanda" mungkin sebaiknya dimasukkan kembali ke dalam judul mengingat semua yang telah terjadi dengan tim sepak bola putra mereka pada abad ini," tulis Duerden dalam kolomnya di The Guardian, dikutip pada Selasa (21/1/2025).
"Penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala pada hari Rabu (8/1/2025) bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Bagaimanapun, seperti yang telah dikatakan, tim Belanda membutuhkan pelatih Belanda," sambung tulisan tersebut.
Duerden juga menganggap penunjukkan Kluivert bisa memuluskan dari proyek naturalisasi di Timnas Indonesia. Mantan striker Barcelona itu dianggap cocok dengan para pemain naturalisasi yang mempunyai keturunan Belanda.
"Dari kesebelas pemain yang mengalahkan Arab Saudi dalam kualifikasi Piala Dunia di Jakarta pada bulan November, delapan orang lahir di Belanda dan masih banyak lagi yang akan datang. PSSI, federasi sepak bola Indonesia, telah memulai proses naturalisasi cepat pemain Eropa yang memenuhi syarat untuk mewakili Tim Garuda melalui orang tua atau kakek nenek, warisan penjajahan Belanda yang berakhir pada tahun 1945," tulis Duerden.