Ilustrasi Logo Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan penguatan ekonomi syariah tidak cukup hanya melalui seremoni atau gelaran festival. Ada dua hal mendasar yang menurutnya perlu segera dibenahi agar masyarakat benar-benar merasakan manfaat, yakni kualitas sumber daya manusia (SDM) syariah serta percepatan pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) dan Rumah Potong Unggas (RPU) halal.
“Sebetulnya PR kita hari ini adalah bagaimana yang sudah punya level syariah dipastikan mereka punya dasar akademik yang juga berbasis syariah. Jadi misalnya Islamic finance, rasanya harus ditambah, dikuatkan, dan seterusnya,” ujar Khofifah dalam pembukaan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa 2025 di Surabaya, Jumat (12/9/2025).
Menurut dia, SDM syariah yang kuat akan membuka jalan bagi santri, mahasiswa, maupun pelaku usaha muda untuk masuk ke berbagai sektor, mulai dari koperasi syariah hingga industri halal digital.
“Kalau kompetensi akademiknya matang, mereka tidak hanya menjadi konsumen produk syariah, tetapi juga pelaku utama,” tambahnya.
Selain SDM, Khofifah juga menyoroti pentingnya percepatan pembangunan RPH halal dan RPU halal. Fasilitas ini, kata dia, bukan sekadar infrastruktur teknis, melainkan menyangkut kepastian halal dan higienis produk daging yang dikonsumsi masyarakat setiap hari.
“Kalau ini Gerbang Santri dari Jawa untuk Indonesia, menurut saya Gerbang Santri dari Jawa untuk dunia. Insya Allah,” ucapnya.
Dengan 4.450 pesantren dan lebih dari 566 ribu santri, Jawa Timur memiliki modal sosial besar untuk membangun ekosistem halal. Namun, Khofifah menegaskan potensi itu baru bisa dirasakan luas oleh masyarakat jika SDM syariah dipersiapkan dengan baik dan fasilitas halal tersedia secara merata.