Kasus Obesitas Naik, Dokter Ingatkan Bahayanya Lemak Perut

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Di tengah rutinitas yang serba cepat, banyak yang tak menyadari kalau pola makan dan kebiasaan sehari-hari perlahan meningkatkan risiko obesitas. Dokter spesialis gizi klinik dr M Ingrid Budiman, SpGK, AIFO-K, mengatakan sebenarnya obesitas bukan hanya soal naiknya berat badan, tapi erat kaitannya dengan kondisi kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Menurut dr Ingrid, obesitas adalah penumpukan lemak berlebih yang mengganggu fungsi tubuh. “Banyak orang berpikir obesitas cuma soal ukuran tubuh, padahal obesitas bisa mempengaruhi jantung, pernapasan, kadar gula darah, bahkan kualitas tidur. Jadi ini bukan hal sepele,” katanya, dikutip dari siaran pers, Kamis (27/11/2025).

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan jumlah orang yang mengalami obesitas terus meningkat. Dalam lima tahun terakhir obesitas dewasa naik dari 21,8 persen menjadi 23,4 persen. Lalu obesitas di area perut (lemak perut) naik dari 31 persen menjadi 36,8 persen.

Padahal lemak di perut jauh lebih berbahaya karena bisa memicu berbagai penyakit. Seperti diabetes, tekanan darah tinggi, sakit jantung, strok, gangguan pernapasan seperti mendengkur dan sleep apnea, hingga beberapa jenis kanker.

dr Ingrid menjelaskan, pentingnya pula mewaspadai lingkar perut. Lingkar perut lebih dari 90 cm pada laki-laki dan lebih dari 80 cm pada perempuan menjadi indikator bahwa risiko sudah meningkat," sambungnya.

Salah satu cara menurunkan berat badan yang populer adalah dengan diet. Tapi diet yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu singkat biasanya hanya mengurangi cairan dan massa otot, bukan lemak. Tubuh juga akan menganggap keadaan ini sebagai krisis energi sehingga metabolisme melambat. Akibatnya, tubuh menjadi mudah lelah, hormon terganggu, dan berat badan cepat naik kembali setelah diet dihentikan atau dikenal dengan efek yo-yo.

“Penurunan yang sehat itu stabil dan berkelanjutan, bukan cepat tapi berisiko,” ujar dr Ingrid. Diet sehat harus bisa dijalankan jangka panjang, mengutamakan keseimbangan nutrisi, dan disertai aktivitas fisik teratur.

Ia menyarankan beberapa langkah sederhana namun efektif. Misalnya makan teratur dengan porsi sesuai kebutuhan, perbanyak sayur dan serat untuk rasa kenyang lebih lama, membatasi makanan dan minuman manis, mengunyah makanan minimal 32 kali. Kemudian batasi garam hingga 1 sendok teh per hari, membaca nutrition facts sebelum membeli produk kemasan, berlahraga minimal 150 menit per minggu (jalan cepat, bersepeda, senam), serta melakukan latihan kekuatan otot 2–3 kali seminggu.

“Perubahan kecil yang konsisten jauh lebih efektif daripada perubahan besar yang tidak bertahan lama,” tambahnya.

Mereka yang ingin menurunkan berat badan secara tepat juga dianjurkan berkonsultasi dengan klinik gizi. Dokter yang praktik di Bethsaida Hospital Gading Serpong ini mengatakan umumnya klinik gizi menangani berbagai permasalahan gizi, mulai dari obesitas, gizi kurang, kolesterol, diabetes, penyakit metabolik, hingga edukasi pola makan untuk anak, dewasa, ibu hamil, serta pasien dengan kondisi medis khusus.

Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr Pitono, mengatakan pengaturan gizi yang tepat memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. "Bethsaida Hospital Gading Serpong menyediakan layanan yang ditangani oleh dokter spesialis gizi klinik agar pasien mendapatkan solusi yang aman, terarah, dan berbasis kebutuhan medis masing-masing,” katanya.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |