Kasus DBD di Indonesia Meningkat saat Musim Hujan, Ini 4 Upaya yang Dilakukan Pemerintah

3 weeks ago 19

Kasus DBD di Indonesia Meningkat saat Musim Hujan, Ini 4 Upaya yang Dilakukan Pemerintah

Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Ina Agustina Isturini. (Foto: Wiwie Heriyani)

Penyakit dengue alias demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi perhatian di Indonesia. Bahkan, kasusnya kerap meningkat setiap kali musim hujan tiba. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kasus dengue kumulatif sepanjang tahun 2024 di Indonesia sebanyak 244.409 kasus, dengan kematian 1.430 kasus.

Sampai dengan 23 Januari 2025, DKI Jakarta menjadi daerah keenam dengan kasus dengue tertinggi se-Indonesia dengan 257 kasus, setelah NTT, Jawa Timur, Bali, Lampung, dan Jawa Barat.

Berbagai langkah dan upaya untuk menekan angka kasus DBD belakangan gencar dilakukan pemerintah. Apa saja itu? berikut di antaranya, dirangkum Okezone, Selasa (18/2/2025).

1. Gerakan 3M

Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Ina Agustina Isturini mengatakan, Dengue adalah ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia karena masusnya selalu ada sepanjang tahun dan cenderung meningkat di musim hujan. Ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada produktivitas masyarakat dan membebani sistem layanan kesehatan. 

Menurutnya, di awal tahun ini saja, sampai dengan 3 Februari 2025, Kementerian Kesehatan RI telah mencatat sebanyak 6.050 kasus dengue secara nasional. Kasus dengue dilaporkan dari 235 kabupaten/kota di 23 provinsi. 

Pemerintah Indonesia terus berkomitmen dalam mengendalikan penyakit dengue melalui berbagai program. Mulai dari pengendalian vektor, Gerakan 3M Plus, dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang diperkuat dengan edukasi berkelanjutan. 

2. Edukasi dan pencegahan berkelanjutan

Menurut dr. Ina, dengue tidak bisa dilawan hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. Pemerintah juga telah menetapkan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025, yang menekankan sinergi lintas sektor. 

Salah satu bentuk nyata kolaborasi tersebut adalah kegiatan Langkah Bersama Cegah DBD bersama dengan Takeda, yang membantu memperluas jangkauan edukasi dan pencegahan, yang telah digelar di Jakarta pada tanggal 14-16 Februari 2025 di Laguna Atrium, Central Park.

“Pemerintah telah mengadopsi strategi berbasis inovasi, termasuk implementasi nyamuk ber-Wolbachia, seperti yang sudah kita lakukan di beberapa daerah seperti, Yogyakarta, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, Kupang, dan vaksinasi sebagai langkah perlindungan tambahan,” tutur dr.Ina, saat diwawancara di Central Park Mall, Jakarta, baru-baru ini. 

“Namun, upaya ini tidak bisa dilakukan sendiri. Masyarakat harus aktif berperan salah satunya dengan menerapkan 3M Plus (menguras-menutup-mendaur ulang-plus berbagai upaya mencegah gigitan nyamuk),” sambungnya.

3. Kolaborasi dengan sektor swasta

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht menyampaikan, pemerintah tidak hanya menjalankan berbagai program strategis, tetapi juga menunjukkan keterbukaan untuk berkolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat dalam menghadapi tantangan kasus DBD. 

“Tidak cukup mengandalkan satu solusi, kita perlu disiplin menerapkan 3M Plus, terus meningkatkan kesadaran, serta mempertimbangkan pendekatan yang inovatif untuk pencegahan. Dengan aksi kolektif yang kuat, kita dapat mengurangi dampaknya dan mencapai tujuan bersama: Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030,” tuturnya.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |