Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat signifikan pada Senin (14/4/2025). Saham-saham big cap milik konglomerat dan bank raksasa menjadi motor penggerak u
IHSG Tancap Gas, Saham Konglomerat dan Bank Jumbo Jadi Penopang. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat signifikan pada Senin (14/4/2025). Saham-saham big cap milik konglomerat dan bank raksasa menjadi motor penggerak utama.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.42 WIB, IHSG naik 1,73 persen ke level 6.370. Sebanyak 460 saham naik, 172 turun, dan 328 sisanya stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp5,27 triliun dan volume perdagangan 7,64 miliar saham.
Saham emiten properti milik pengusaha Aguan-Salim, PANI, melesat 10,86 persen, sedangkan anak usahanya CBDK melambung 9,35 persen.
Saham-saham milik taipan Prajogo Pangestu juga menopang indeks komposit. Sebut saja, BREN melejit 6,80 persen, PTRO 4 persen, CUAN 7,08 persen, BRPT 3,76 persen, TPIA 1,08 persen.
Investor saham tersebut mengabaikan kabar negatif soal pengumuman MSCI yang lagi-lagi menegaskan tidak akan memasukkan BREN, PTRO, dan CUAN ke dalam indeks Global Standard dalam tinjauan Mei 2025.
Saham Grup Salim, AMMN dan ICBP, yang juga tergolong big cap ikut menjadi movers IHSG. Keduanya masing-masing naik 4,76 persen dan 4,03 persen.
Saham konglomerat otomotif ASII dan emiten telekomunikasi BUMN TLKM terapresiasi 3,82 persen dan 3,00 persen.
Demikian pula dengan sejumlah saham bank kakap. Saham BBNI naik 2,05 persen, BBRI 1,10 persen, dan BBCA 0,60 persen.
Bursa Asia Cerah
Bursa saham Asia menguat pada perdagangan pagi, terdorong oleh keputusan Gedung Putih yang mengecualikan ponsel pintar dan komputer dari tarif balasan AS. Namun, pelaku pasar tetap berhati-hati menyusul peringatan Presiden Donald Trump bahwa tarif masih berpeluang diberlakukan di kemudian hari.
Menurut data pasar, hingga pukul 10.03 WIB, Indeks saham Nikkei Jepang naik 1,60 persen seiring lonjakan saham-saham terkait iPhone. Sementara indeks Topix yang lebih luas menguat 1,50 persen.
Di pasar Jepang, saham Murata Manufacturing (6981), pemasok komponen iPhone untuk Apple, melonjak 4,5 persen. Saham TDK (6762), yang juga bergerak di sektor ponsel pintar, naik 6,1 persen, sementara Advantest (6857), produsen peralatan pengujian chip, menguat 5,8 persen.
Shanghai Composite juga terkerek 0,98 persen, sedangkan Hang Seng Hong Kong terapresiasi 2,67 persen. Demikian pula, KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,97 persen, ASX 200 Australia mendaki 1,35 persen, dan STI 1,96 persen.
Melansir dari Trading Economcis, pemerintahan Presiden AS Donald Trump memberikan pengecualian tarif terhadap ponsel, komputer, dan sejumlah produk elektronik lainnya yang sebagian besar diimpor dari China. Langkah ini menjadi angin segar bagi perusahaan teknologi seperti Apple (AAPL) yang sangat bergantung pada rantai pasok global.
Meski begitu, baik Trump maupun Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan akhir pekan lalu bahwa produk-produk tersebut tetap akan dikenakan tarif tersendiri dalam waktu sekitar satu bulan, termasuk semikonduktor.
Trump sebelumnya mengumumkan tarif balasan besar-besaran terhadap puluhan negara pada 2 April, yang sempat memicu gejolak pasar. Namun, sepekan kemudian tarif tersebut dibekukan selama 90 hari, tak lama setelah mulai berlaku.
Meski demikian, bea masuk universal sebesar 10 persen atas hampir seluruh impor AS tetap diberlakukan. Gedung Putih mengumumkan pengecualian ini pada Jumat lalu. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.