HGII optimistis target kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) sebesar 100 megawatt (MW) bisa tercapai di 2031.
HGII optimistis target kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) sebesar 100 megawatt (MW) bisa tercapai di 2031. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - PT Hero Global Investment Tbk (HGII) optimistis target kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) sebesar 100 megawatt (MW) bisa tercapai di 2031. Hal ini usai hadirnya pemegang saham baru HGII, Shikoku Electric Power Company Inc.
Direktur Utama HGII, Robin Sunyoto mengatakan, perusahaan asal Jepang, Shikoku alias Yonden kini menjadi pemegang saham perseroan setelah mengakuisisi 25 persen saham. Dia yakin kehadiran Yonden berdampak positif pada kinerja perseroan.
“Melalui dukungan kemitraan dari Yonden, HGII berkomitmen memperluas portofolio energi terbarukan hingga mencapai 100 MW pada tahun 2031," katanya di Hotel Shangri-La Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Robin menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, perseroan akan menitikberatkan pada pembangunan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM). Sebagian besar proyek PLTM HGII berada di Sumatera Utara.
Pasca masuknya Yonden, perseroan akan menjajaki pengembangan pembangkit EBT lainnya seperti biomassa, biogas, dan tenaga surya. Secara rinci, HGII berencana menambah kapasitas pembangkit EBT dengan membangun beberapa unit pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW, PLTBg 6 MW, biomassa 8 MW, dan surya 10 MW.
“Untuk hidro, biogas, biomassa, surya, mereka (Yonden) juga familiar. Jadi ini akan semakin mendorong atau mempercepat pertumbuhan dari HGII, untuk memastikan bahwa pertumbuhan ini akan di jalur yang tepat,” ujar Robin.
HGII saat ini memiliki PLTM Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW. Selain itu, HGII juga turut berinvestasi dengan saham minoritas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW di Riau, sehingga totalnya menjadi 22 MW.
“Melalui kemitraan dengan Yonden, kami berkomitmen untuk membantu pemerintah mencapai net zero emission di 2060,” tutur Robin.
Robin menyampaikan, kehadiran Yonden akan memperkuat kapasitas HGII soal EBT melalui transfer ilmu pengetahuan (transfer knowledge). Perseroan akan belajar mengidentifikasi lokasi yang baik untuk dikembangkan EBT, melakukan konstruksi dengan efektif, serta mengetahui bagaimana melakukan operation maintenance yang optimal sehingga lebih efisien.
Yonden yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo resmi memiliki 25 persen saham HGII dengan nilai akuisisi Rp325 miliar. Dengan aksi korporasi itu, maka komposisi HGII saat ini yakni 55 persen dimiliki pendiri perusahaan, 20 persen publik, dan 25 persen Yonden lewat anak perusahaan, SEP International Netherlands B.V. (SEPI)
(Rahmat Fiansyah)