Vale Indonesia (INCO) memutuskan membagikan dividen sebesar 60 persen dari laba bersih tahun buku 2024, atau setara dengan USD34,65 juta.
Hasil RUPST Vale Indonesia (INCO): Bagi Dividen USD34,65 Juta dan Belum Tunjuk Dirut Baru. (Foto: Inews Media Group)
IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memutuskan membagikan dividen sebesar 60 persen dari laba bersih tahun buku 2024, atau setara dengan USD34,65 juta kepada para pemegang saham.
Para pemegang saham yang tercatat pada 28 Mei 2025 berhak atas dividen sebesar USD0,00329 per saham, yang akan dibayarkan pada 16 Juni 2025. Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Jumat (16/5/2025).
Sementara itu, sisa laba bersih akan dicatat sebagai Laba Ditahan untuk mendukung pertumbuhan perseroan ke depan.
Tak hanya itu, berdasarkan keterbukaan informasi per Jumat (16/5/2025), RUPST juga menyetujui pengakhiran masa jabatan Febriany Eddy sebagai Presiden Direktur per 21 April 2025.
Selain itu, para pemegang saham menyetujui penunjukan Christopher McCleave sebagai Komisaris yang efektif berlaku sejak penutupan RUPST hingga RUPST tahun 2028.
Namun, RUPST belum menunjuk Presiden Direktur baru untuk Vale Indonesia. Sehingga susunan Direksi yang baru sebagai berikut:
Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer : Abu Ashar
Direktur dan Chief Human Capital Officer : Adriansyah Chaniago
Direktur dan Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer : Bernardus Irmanto
Direktur dan Chief Financial Officer : Rizky Andhika Putra
Direktur dan Chief Project Officer : Muhammad Asril
Direktur dan Chief Strategy & Technical Officer : Luke Mahony
RUPST juga menyetujui Laporan Tahunan Perseroan tahun buku yang berakhir 31 Desember 2024, termasuk Laporan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan serta Laporan Pengawasan Dewan Komisaris.
Para pemegang saham juga mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian yang telah diaudit serta memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab dan segala tanggungan (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan selama tahun buku berjalan, sebagai wujud akuntabilitas dan tata kelola perusahaan yang baik.
Di sisi lain, Vale Indonesia mencatatkan kinerja solid pada 2024 dengan biaya pokok penjualan per ton nikel terendah dalam tiga tahun terakhir, yaitu sebesar USD9.374. Perseroan juga mempertahankan rekor nihil kecelakaan fatal (zero fatality), serta mencapai angka Total Recordable Injury Frequency Rate (TRIFR) terbaik sepanjang sejarah operasional, didukung oleh lebih dari 13,3 juta jam kerja aman di tiga proyek strategis, yaitu Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, IGP Pomalaa, dan IGP Sorowako Limonite.
Vale Indonesia juga berhasil memperoleh perpanjangan izin operasional dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) tanpa pelepasan lahan. Hal itu sejalan dengan upaya mendukung hilirisasi nasional dan transisi energi.
(Febrina Ratna Iskana)