Harga Minyak Bisa Tembus USD100 per Barel Imbas Perang Israel vs Iran, BBM Naik?

11 hours ago 4

Harga Minyak Bisa Tembus USD100 per Barel Imbas Perang Israel vs Iran, BBM Naik?

Harga Minyak Bisa Tembus USD100 per Barel Imbas Perang Israel vs Iran, BBM Naik? (Foto: AP)

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia bisa melonjak ke level USD80-USD100 per barel imbas pecahnya perang Israel vs Iran. Dengan kenaikan harga minyak mentah, tidak menutup kemungkinan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terkerek naik.

Israel menyerang situs minyak dan gas (migas) di South Pars pada Sabtu malam, sedangkan militer Teheran menyerang fasilitas minyak utama Israel di Haifa. Kebakaran terjadi di Pelabuhan Kangan di provinsi Bushehr, Iran, menyusul gelombang serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan Fase 14 ladang minyak dan gas South Pars—yang dianggap sebagai salah satu situs gas terbesar di dunia.

"Fase 14 ladang gas South Pars menjadi sasaran serangan dari rezim Zionis," tulis kantor berita Fars.

"Akibatnya, beberapa bagian dari fase ini terbakar, dan mobil pemadam kebakaran saat ini sedang berupaya memadamkan api," lanjut laporan tersebut.

Selain itu, jet-jet tempur Israel juga menyerang depot minyak di Teheran pada Minggu (15/6/2025) dini hari, menurut Kementerian Perminyakan Iran yang dikutip kantor berita negara Iran; IRNA. Sebuah video yang beredar di media sosial tampaknya menunjukkan kebakaran besar di kilang minyak di Ibu Kota Iran.

Analis di Capital Economics mengatakan jika fasilitas produksi dan ekspor minyak Iran menjadi sasaran, harga minyak mentah Brent dapat melonjak hingga sekitar USD80-USD100 per barel.

Namun, mereka menambahkan bahwa lonjakan harga seperti itu akan mendorong produsen minyak lainnya untuk meningkatkan produksi, yang pada akhirnya membatasi kenaikan harga dan efek lanjutan pada inflasi.

Juru bicara badan otomotif Inggris RAC Rod Dennis, mengatakan, terlalu dini untuk mengatakan dampak kenaikan harga minyak terbaru terhadap harga bensin.

"Ada dua faktor utama yang berperan, apakah harga bahan bakar grosir yang lebih tinggi akan bertahan selama beberapa hari mendatang dan, yang terpenting, jenis margin yang diputuskan pengecer," katanya dilansir BBC.

Dalam skenario ekstrem, Iran dapat mengganggu pasokan jutaan barel minyak per hari jika menargetkan infrastruktur atau pengiriman di Selat Hormuz.

Selat tersebut merupakan salah satu rute pengiriman terpenting di dunia, dengan sekitar seperlima minyak dunia melewatinya.

Setiap saat, ada beberapa lusin kapal tanker yang sedang menuju Selat Hormuz, atau meninggalkannya, karena produsen minyak dan gas utama di Timur Tengah dan pelanggan mereka mengangkut energi dari wilayah tersebut.

Dibatasi di utara oleh Iran dan di selatan oleh Oman dan Uni Emirat Arab (UEA), Selat Hormuz menghubungkan Teluk dengan Laut Arab.

"Apa yang kita lihat sekarang adalah reaksi risiko awal. Namun selama satu atau dua hari ke depan, pasar perlu memperhitungkan ke mana hal ini dapat meningkat," kata Saul Kavonic, kepala penelitian energi di MST Financial.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Berita Terkait

Telusuri berita finance lainnya

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |