REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (15/10/2025) tampil di muka persidangan Pengadilan Distrik Tel Aviv untuk menjalani sidang kasus korupsinya setelah beberapa bulan terkahir beberapa kali ditunda. Terkahir, sidang ditunda untuk menghormati hari libur Yahudi dan perjalanan Netanyahu ke New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB.
Media penyiaran publik KAN, dilansir Anadolu, melaporkan, para menteri dan anggota Knesset dari Partai Likud ikut hadir di pengadilan memberikan dukungan. Netanyahu sempat dilaporkan meninggalkan ruang sidang sebentar untuk menerima amplop dari ajudannya.
Pada Senin (13/10/2025), saat berpidato di Knesset, Presiden AS Donald Trump meminta Presiden Israel Isaac Herzog, untuk mengampuni Netanyahu di kasus korupsinya. Merujuk hukum Israel, presiden memiliki otoritas untuk memberikan pengampuan kepada pelaku kriminal atau mengurangi hukuman berdasarkan informasi atau opini yang diperlukan dari otoritas yang relevan, seperti menteri kehakiman dan pertahanan.
Menteri Kehakiman Yariv Levi, dikutip Yedioth Ahronoth, yang berasal dari Partai Likud, mengekspresikan dukungnnya untuk mengampuni Netanyahu. Levi mengatakan bahwa, persidangan "seharusnya tida pernah dimulai, dan eksistensinya bertentangan dengan keadilan dan kepentingan negara."
Menteri Pendidikan Yoav Kisch, yang juga dari Partai Likud, lewat akun X-nya juga mendesak pembatalan persidangan, merujuk "tantangan keamanan serius dan ancaman eksistensial" yang dihadapi Israel.
Pada Januari, Netanyahu mulai menjalani sesi interogasi terkait dakwaan pada kasus 1000, 2000, dan 4000, yang kesemuanya dibantah sang Perdana Menteri. Kasus 1000 menyeret Netanyahu dan keluarga menerima hadiah mewah dari pebisnis kaya atas timbal balik bantuan politik.
Kasus 2000 terkait tuduhan Arnon Mozes, penerbit Yedioth Ahronoth, untuk mendapatkan liputan positif media. Kasus 4000 dinilai sebagai yang paling serius, terkait fasilitas yang diberikan kepada Shaul Elovitch, mantan pemilik situs berita Walla dan perusahaan telekomunikasi Bezeq, dengan imbalan liputan positif terhadap Netanyahu.
Netanyahu, yang persidangannya dimulai pada 24 Mei 2020, adalah pemimpin pertama Israel yang menjadi terdakwa dalam sejarah berdirinya negara Israel. Di luar Israel, Netanyahu juga didakwa atas kejahatan kemanusiaan di mana di Mahkamah Kriminal International (ICC) telah mengeluarkan surat penahanan terhadap dirinya, mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas agresi di Gaza.