Dua saham emiten properti milik pengusaha Sugianto Kusuma alias Aguan, PANI dan CBDK, serentak menguat pada Jumat (2/5).
Duo Saham Aguan-Salim PANI dan CBDK Tiba-Tiba Naik, Intip Proyeksinya. (Foto: PIK 2)
IDXChannel – Dua saham emiten properti milik pengusaha Sugianto Kusuma alias Aguan dan Grup Salim, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) atau PIK 2 dan anak usahanya PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), kompak melesat hingga penutupan sesi I, Jumat (2/5/2025).
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, saham PANI naik 3,30 persen ke level Rp11.725 per unit, sedangkan CBDK melambung 10,82 persen menjadi Rp7.425 per unit.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, kinerja laporan keuangan PANI pada kuartal I-2025 sebenarnya tergolong biasa saja, bahkan mencatatkan penurunan laba. Namun, ia mencermati bahwa sejumlah sentimen positif dari dalam negeri mulai mendorong pergerakan saham.
“Mulai dari rupiah yang menguat, serta kebijakan buyback tanpa RUPS oleh emiten yang telah disetujui BEI. CBDK sendiri diketahui akan melakukan buyback sebesar Rp1 triliun, atau setara 30–35 persen dari saham free float yang beredar,” ujar Michael pada Jumat (2/5).
Langkah buyback tersebut, kata Michael, tentunya akan mengurangi suplai saham di pasar dan menjadi sentimen yang positif.
Lebih lanjut, Michael menyoroti pola teknikal pada saham CBDK dan PANI yang mengindikasikan potensi kenaikan lanjutan.
CBDK membentuk pola reversal bottoming dengan inverted head and shoulders, dengan target kenaikan ke level Rp10.000. Support terdekat berada di garis neckline Rp7.200.
Sementara PANI, ujarnya, menyusul pergerakan CBDK dengan pola yang sama, meski belum terkonfirmasi. Neckline berada di Rp12.000, dengan potensi target ke Rp16.000.
Laba Menyusut
Mengutip investor release perusahaan, PANI mencatat pendapatan sebesar Rp612 miliar pada kuartal I-2025, turun 4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh keterlambatan serah terima unit kepada konsumen akibat libur panjang Ramadan dan Idulfitri yang berlangsung hingga awal April.
Seiring dengan itu, laba bruto PANI melemah 7 persen secara tahunan, karena penjualan lebih banyak berasal dari segmen residensial yang memiliki margin lebih rendah.
Laba operasional turun 18 persen menjadi Rp225 miliar, sementara laba bersih anjlok 59 persen menjadi Rp50 miliar. Penurunan tajam ini dipengaruhi oleh pajak final satu kali (one-off final tax) sebesar Rp53 miliar terkait pelunasan saham pendiri seiring pencatatan saham anak usaha, CBDK di BEI.
Secara margin, PANI mencatat penurunan margin laba bersih menjadi 8 persen dari sebelumnya 19 persen. Margin ini tergerus oleh meningkatnya biaya pemasaran, gaji, dan sewa, serta beban bunga dari fasilitas kredit modal kerja.
Sementara itu, CBDK juga mengalami tekanan serupa. Pendapatan kuartal I-2025 tercatat Rp426 miliar, turun 16 persen secara tahunan. Laba bruto turun 20 persen, dan laba operasional terpangkas 30 persen menjadi Rp177 miliar. Laba bersih tercatat Rp130 miliar, turun 40 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu.
Penurunan kinerja CBDK juga disebabkan oleh dominasi serah terima unit residensial dan lonjakan biaya promosi yang naik 30 persen. Meski begitu, margin laba bersih CBDK mencapai 30 persen pada periode ini. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.