Dokter Ingatkan Strok dan Serangan Jantung Sering Terjadi Pagi Hari

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan jantung dan strok termasuk kondisi gawat darurat medis yang dapat menyebabkan komplikasi berat hingga berujung fatal jika tidak ditangani segera. Karena itu, memahami faktor risiko dan waktu terjadinya sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit kardiovaskular.

Banyak orang mengira serangan jantung dan strok terjadi secara acak, namun ternyata waktu kejadiannya justru memiliki pola tertentu. Dokter spesialis jantung dr Sanjay Kumar mengungkapkan bahwa pagi hari merupakan periode ketika serangan jantung dan strok paling sering terjadi.

"Kerentanan di pagi hari ini berkaitan dengan ritme sirkadian tubuh, yakni jam biologis internal yang mengatur aktivitas hormon, tekanan darah, dan fungsi jantung," kata dr Kumar seperti dikutip dari Hindustan Times, Jumat (21/11/2025).

Menurut dr Kumar, serangan jantung dan strok paling sering terjadi pada rentang waktu pukul 4 hingga 8 pagi. Pada periode ini, tubuh mengalami berbagai perubahan fisiologis yang dapat meningkatkan beban kerja jantung. la pun mengungkap tiga alasan utama yang membuat pagi hari menjadi periode berisiko tinggi, sebagai berikut:

1. Lonjakan hormon

Menjelang bangun tidur, tubuh mengalami peningkatan hormon seperti kortisol dan katekolamin untuk mempersiapkan transisi dari tidur ke kondisi terjaga. Lonjakan ini meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga memberi tekanan tambahan pada sistem kardiovaskular, terutama pada penderita penyakit jantung. Bagi sebagian pasien, dokter sering merekomendasikan obat tekanan darah di pagi hari untuk mengendalikan efek lonjakan hormon tersebut.

2. Peningkatan risiko pembekuan darah

Kadar kortisol yang lebih tinggi pada pagi hari merangsang peningkatan plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1). Ini merupakan enzim yang menghambat kemampuan tubuh memecah bekuan darah. Saat proses pemecahan bekuan melambat, risiko terbentuknya sumbatan di arteri jantung atau otak meningkat yang dapat memicu serangan jantung maupun strok.

3. Dehidrasi semalaman

Tidak adanya asupan cairan selama tidur membuat darah sedikit lebih kental dan aliran menjadi lambat. Darah yang lebih kental meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan. Kondisi ini semakin berbahaya bagi mereka yang memiliki penumpukan plak di arteri.

Adapun gejala awal yang perlu diwaspadai dari serangan jantung adalah rasa berat atau tekanan di dada, nyeri yang menjalar ke lengan atau rahang, sesak napas mendadak, keringat berlebih, serta kelelahan yang tidak biasa saat bangun tidur. Lalu gejala stroke yakni wajah tampak menurun (facial drooping), kelemahan pada salah satu lengan, dan bicara pelo atau kesulitan berbicara.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |