Dampak Tarif Impor AS, Bank Sentral China Perlonggar Kebijakan Agar Ekonomi Tak Lesu

2 weeks ago 31

suku bunga reverse repo tujuh hari bakal dipangkas 0,1 persen, yaitu dari posisi semula 1,5 persen  menjadi 1,4 persen.

 iNews Media Group)

Dampak Tarif Impor AS, Bank Sentral China Perlonggar Kebijakan Agar Ekonomi Tak Lesu (foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Bank Sentral China (People Bank of China/PBoC) memastikan bakal melakukan sejumlah pelonggaran kebijakan guna menjaga tren pertumbuhan ekonomi tetap stabil di tengah kuatnya tekanan akibat tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) secara resiprokal.

Upaya pelonggaran tersebut, beberapa di antaranya, berupa pemangkasan suku bunga acuan serta menurunkan jumlah cadangan kas yang wajib dimiliki oleh perbankan guna mendorong pertumbuhan kredit.

Menurut Gubernur PBoC, Pan Ghongseng, suku bunga reverse repo tujuh hari bakal dipangkas 0,1 persen, yaitu dari posisi semula 1,5 persen  menjadi 1,4 persen.

"Sedangkan rasio cadangan wajib akan dipangkas sebesar 0,5 persen," ujar Gongsheng, dalam keterangan resminya, Rabu (7/5/2025).

Tak hanya sekadar memangkas rasio cadangan wajib bagi perbankan, Gongsheng menjelaskan, pihaknya juga akan menurunkan suku bunga kredit untuk pembelian rumah pertama, dari semula 2,85 persen menjadi 2,6 persen. Kebijakan tersebut diperuntukkan bagi pengajuan kredit untuk pembelian rumah pertama.

Sebagaimana dikutip dari Xinnhua, sedikitnya ada 10 kebijakan moneter baru yang bakal diterapkan oleh China demi menjaga agar aktivitas perekonomian dalam negerinya tetap terjaga, dan tidak mengalami kelesuan pasca didera oleh tarif impor AS. Berikut ini daftar dari 10 kebijakan baru tersebut:

  1. Memangkas rasio cadangan wajib (rasio cadangan wajib perbankan (Reserve Requirement Ratio/RRR) sebesar 0,5 poin, sehingga diperkirakan dapat menambah ketersediaan likuiditas di pasar hingga mencapai CNY1 triliun 
  2. Menyempurnakan sistem cadangan wajib, dengan penurunan sementara RRR dari lima persen menjadi nol persen bagi perusahaan pembiayaan otomotif dan perusahaan leasing keuangan.
  3. Menurunkan suku bunga acuan, suku bunga reverse repo tujuh hari di pasar terbuka, dari semula 1,5 persen menjadi 1,4 persen. Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan juga dapat menekan suku bunga loan prime rate (LPR) minimal sekitar 0,1 poin.
  4. Menurunkan suku bunga instrumen kebijakan moneter struktural sebesar 0,25 poin persentase
  5. Menurunkan suku bunga pinjaman dana perumahan (housing provident fund) sebesar 0,25 poin persentase, di mana suku bunga pinjaman rumah pertama dengan tenor lebih dari lima tahun diturunkan dari 2,85 persen menjadi 2,6 persen
  6. Menambah kuota refinancing untuk inovasi teknologi dan transformasi industri dari sebelumnya CNY500 miliar menjadi CNY800 miliar
  7. Manghadirkan program refinancing sebesar CNY500 miliar untuk konsumsi jasa dan perawatan lansia, sehingga diharapkan dapat mendorong bank-bank komersial meningkatkan penyaluran kredit ke sektor tersebut.
  8. Menambah kuota refinancing untuk sektor pertanian dan usaha kecil sebesar CNY300 miliar, yang dikombinasikan dengan penurunan suku bunga terkait, untuk mendukung perluasan pinjaman ke sektor pertanian, usaha mikro, dan perusahaan swasta.
  9. Mengoptimalkan dua alat kebijakan moneter untuk mendukung pasar modal, dengan menggabungkan CNY500 miliar untuk fasilitas swap bagi sekuritas, reksa dana, dan perusahaan asuransi, serta CNY300 miliar lagi untuk refinancing pembelian kembali saham
  10. Membuat mekanisme pembagian risiko untuk obligasi inovasi teknologi, di mana bank sentral menyediakan refinancing berbiaya rendah untuk membeli obligasi teknologi, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga penjaminan pasar, guna menanggung sebagian risiko gagal bayar. 

"Kami akan terus melaksanakan kebijakan moneter yang moderat dan longgar, serta melakukan penyesuaian kebijakan berdasarkan perkembangan ekonomi dan keuangan domestik maupun internasional, sekaligus memperkuat koordinasi dengan kebijakan fiskal, demi memastikan pertumbuhan ekonomi berkualitas tinggi.

(taufan sukma)

Follow Saluran Whatsapp IDX Channel untuk Update Berita Ekonomi

Follow

Follow Berita IDX Channel di

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |